1. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Organisasi dibentuk atas dasar tujuan yang sama dan kumpulan
beberapa orang. Pembangunan sebuah organisasi tentu tidaklah mudah, karena
perlu dengan pemikiran dan usaha. Organisasi yang diinginkan pun harus sejalan
dengan pengharapan dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Pembuatan struktur
organisasi di awal lah yang menentukan bagaimana organisasi akan berjalan. Terkadang
dalam organisasi tentu saja ada masalah atau konflik di daerah internal, yang
dapat melengkapi suatu organisasi. Dengan adanya organisasi diharapkan, mampu
untuk menyalurkan visi dan misi secara baik dan dalam pencapaian nya tidak
menimbulkan konflik yang tidak diinginkan.
b. Tujuan
Tujuan nya adalah memberikan informasi atau hal-hal yang
biasa terjadi di dalam organisasi, contohnya konflik. Dan juga pentingnya suatu
struktur organisasi yang baik.
2. PEMBAHASAN
A. Tipe atau Bentuk
Organisasi
1. Tipe-Tipe Organisasi
Secara garis besar organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi formal dan organisasi informal. Pembagian tersebut tergantung pada tingkat atau derajat mereka. Namun dalam kenyataannya tidak ada sebuah organisasi formal maupun informal yang sempurna.
·
Organisasi Formal
Organisasi formal memiliki suatu
struktur yang terumuskan dengan baik, yang menerangkan hubungan-hubungan
otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung jawabnya. Struktur yang ada
juga menerangkan bagaimana bentuk saluran-saluran melalui apa komunikasi
berlangsung. Kemudian menunjukkan tugas-tugas terspesifikasi bagi masing-masing
anggotanya. Hierarki sasaran organisasi formal dinyatakan secara eksplisit.
Status, prestise, imbalan, pangkat dan jabatan, serta prasarat lainya
terurutkan dengan baik dan terkendali. Selain itu organisasi formal tahan lama
dan mereka terencana dan mengingat bahwa ditekankan mereka beraturan, maka
mereka relatif bersifat tidak fleksibel. Contoh organisasi formal ádalah
perusahaan besar, badan-badan pemerintah, dan universitas-universitas (J
Winardi, 2003:9).
·
Organisasi Informal
Keanggotaan pada
organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak
sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi
anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan
tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh organisasi
informal adalah pertemuan tidak resmi seperti makan malam bersama. Organisasi
informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila hubungan didalamnya
dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan terumuskan. Selain itu, organisasi
juga dibedakan menjadi organisasi primer dan organisasi sekunder menurut Hicks:
A.Organisasi Primer, organisasi semacam ini menuntut keterlibatan secara
lengkap, pribadi dan emosional anggotanya. Mereka berlandaskan ekspektasi
rimbal balik dan bukan pada kewajiban yang dirumuskan dengan eksak. Contoh dari
organisasi semacam ini adalah keluarga-keluarga tertentu.B.Organisasi Sekunder,
Organisasi sekunder memuat hubungan yang bersifat intelektual, rasional, dan
kontraktual. Organisasi seperti ini tidak bertujuan memberikan kepuasan
batiniyah, tapi mereka memiliki anggota karena dapat menyediakan alat-alat
berupa gaji ataupun imbalan kepada anggotanya. Sebagai contoh organisasi ini
adalah kontrak kerjasama antara majikan dengan calon karyawannya dimana harus
saling setuju mengenai seberapa besar pembayaran gajinya.
·
Tipe Organisasi Berdasarkan Sasaran
Pokok Mereka
Organisasi yang didirikan tentu
memiliki sasaran yang ingin dicapai secara maksimal. Oleh karenanya suatu
organisasi menentukan sasaran pokok mereka berdasarka kriteria-kriteria
organisasi tertentu. Adapun sasaran yang ingin dicapai umumnya menurut J
Winardi adalah:
a.Organisasi berorientasi pada
pelayanan (service organizations), yaitu organisasi yang berupaya memberikan
pelayanan yang profesional kepada anggotanya maupun pada kliennya. Selain itu
siap membantu orang tanpa menuntut pembayaran penuh dari penerima servis.
b.Organisasi yang berorientasi pada
aspek ekonomi (economic organizations), yaitu organisasi yang menyediakan
barang dan jasa sebagai imbalan dalam pembayaran dalam bentuk tertentu.
c.Organisasi yang berorientasi pada
aspek religius (religious organizations)
d.Organisasi-organisasi perlindungan
(protective organizations)
e.Organisasi-organisasi pemerintah
(government organizations)
f.Organisasi-organisasi sosial
(social organizations)
2.
Bentuk
Organisasi
·
Organisasi Politik
Organisasi politik adalah organisasi
atau kelompok yang bergerak atau berkepentingan atau terlibat dalam proses
politik dan dalam ilmu kenegaraan, secara aktif berperan dalam menentukan nasib
bangsa tersebut. Organisasi politik dapat mencakup berbagai jenis organisasi
seperti kelompok advokasi yang melobi perubahan kepada politisi, lembaga think
tank yang mengajukan alternatif kebijakan, partai politik yang mengajukan
kandidat pada pemilihan umum, dan kelompok teroris yang menggunakan kekerasan
untuk mencapai tujuan politiknya. Dalam pengertian yang lebih luas, suatu
organisasi politik dapat pula dianggap sebagai suatu sistem politik jika
memiliki sistem pemerintahan yang lengkap.
Organisasi politik merupakan bagian dari suatu kesatuan yang berkepentingan dalam pembentukan tatanan sosial pada suatu wilayah tertentu oleh pemerintahan yang sah. Organisasi ini juga dapat menciptakan suatu bentuk struktur untuk diikuti.
Organisasi politik merupakan bagian dari suatu kesatuan yang berkepentingan dalam pembentukan tatanan sosial pada suatu wilayah tertentu oleh pemerintahan yang sah. Organisasi ini juga dapat menciptakan suatu bentuk struktur untuk diikuti.
·
Organisasi Sosial
Organisasi sosial adalah perkumpulan
sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang
tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat
dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup
bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
·
Organisasi Mahasiswa
Organisasi mahasiswa adalah
organisasi yang beranggotakan mahasiswa. Organisasi ini dapat berupa organisasi
kemahasiswaan intra kampus, organisasi kemahasiswaan ekstra kampus, maupun
semacam ikatan mahasiswa kedaerahan yang pada umumnya beranggotakan
lintas-kampus. Sebagian organisasi mahasiswa di kampus Indonesia juga membentuk
organisasi mahasiswa tingkat nasional sebagai wadah kerja sama dan
mengembangkan potensi serta partisipasi aktif terhadap kemajuan Indonesia,
seperti organisasi Ikahimbi dan ISMKI. Di luar negeri juga terdapat organisasi
mahasiswa berupa Perhimpunan Pelajar Indonesia, yang beranggotakan pelajar dan
mahasiswa Indonesia.
·
Organisasi Olahraga
Organisasi olahraga adalah
organisasi yang berisikan berbagai macam cabang olahraga.
·
Organisasi Sekolah
Organisasi sekolah adalah organisasi
yang dibentuk atas inisiatif siswa maupun guru disuatu sekolah , seperti OSIS ,
koperasi sekolah,dll.
·
Organisasi Negara
Organisasi negara adalah struktur
goverment pemerintahan di suatu negara yang menentukan jalanya pemerintahan
dengan lancar.
Di dalam bentuk
organisasi dapat kita bedakan sebagai berikut:
·
Piramida
Mendatar(flat)mempuanyai ciri-ciri diantaranya :
a. Jumlah satuan organisasi tidak banyak
sehingga tingkat-tingkat hararki kewenangan sedikit.
b. jumlah pekerja(bawahan) yang harus dikendalikan cukup banyak
c. Format jabatan untuk tingkat pimpinan sedikit karena jumlah pimpinan relatif kecil,di negara kita bisa kita lihat misal nya organisasi kemiliteran.
b. jumlah pekerja(bawahan) yang harus dikendalikan cukup banyak
c. Format jabatan untuk tingkat pimpinan sedikit karena jumlah pimpinan relatif kecil,di negara kita bisa kita lihat misal nya organisasi kemiliteran.
·
Piramida
Terbalik.
Organisasi piramida terbalik adalah kebalikan
dari tipe piramida terbalik adalah jumlah jabatan pimpinan lebih besar daripada
jumlah pekerja. Organisasi ini hanya cocok untuk organisasi-organisasi yang
pengangkatan pegawainya berdasarkan atas jabatan fungsional seperti
organisasi-organisasi/ lembaga-lembaga penelitian, lembaga-lembaga pendidikan.
·
Type
Kerucut
type organisasi kerucut mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
a.Jumlah satuan organisasi banyak sehingga tingkat-tingkat hirarki/kewenangan banyak.
b.Rentang kendali sempit.
a.Jumlah satuan organisasi banyak sehingga tingkat-tingkat hirarki/kewenangan banyak.
b.Rentang kendali sempit.
c.Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada
penjabat/pimpinan yang bawah/rendah
d.Jarak antara pimpinan tingkat atas dengan pimpinan tingkat bawah terlalu jauh.
e.Jumlah informasi jabatan cukup besar.
d.Jarak antara pimpinan tingkat atas dengan pimpinan tingkat bawah terlalu jauh.
e.Jumlah informasi jabatan cukup besar.
B. Struktur atau Skema Organisasi
1.
Struktur Organsisasi
Struktur Organisasi adalah susunan dan hubungan-hubungan
antar komponen bagian-bagian dan posisi-posisi dalam suatu organisasi,
komponen-komponen dalam tiap organisasi memiliki ketergantungan. Sehingga jika
suatu komponen baik. Maka akan berpengaruh pada komponen lainnya dan organisasi
tersebut.
Menurut
Keith Davis ada 6 bagan bentuk struktur organisasi yaitu :
1. Bentuk
Vertikal
Dalam bentuk ini,
sistem organisasi pimpinan sampai organisasi atau pejabat yang lebih rendah
digariskan dari atas ke bawah secara vertikal.
2. Bentuk
Mendatar / Horizontal
Dalam bentuk ini,
saluran wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau
pejabat yang terendah disusun atau digariskan dari kiri kea rah kanan atau
sebaliknya.
3. Bentuk
Lingkaran
Dalam bentuk
lingkaran, saluran wewenangnya dari pucuk pimpinana sampai dengan satuan
organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari pusat lingkaran ke aarah
bidang lingkaran.
4. Bentuk
Setengah Lingkaran
Dalam bentuk
ini, saluran wewenang dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi
atau pejabat yang terendah disusun dari pusat lingkaran kea rah bidang bawah
lingkaran atau sebaliknya.
5. Bentuk Elliptical
Dalam bentuk ini,
saluran wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau
pejabat yang terendah digambarkan dengan pusat Elips kearah bidang elips
6. Bentuk
Piramid terbalik
Dalam
bentuk ini, saluran wewenang dari pucuk pimpinan sampai dengan organisasi atau
pejabat terendah digambarkan dalam susunan berbentuk piramid terbalik.
2.
Skema atau Bagan
Organisasi
Bagan organisasi adalah suatu upaya dengan
tulisan atau lisan untuk menunjukan tingkatan organisasi.
1.
Bagan mendatar ialah bentuk bagan organisasi yang saluran wewenangnya dari
pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah
disusun dari kiri kea rah kanan atau sebaliknya.
2.
Bagan Lingkaran ialah bentuk bagan organisasi yang saluran wewenangnya dari pucuk
pimpinana sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun
dari pusat lingkaran ke aarah bidang lingkaran.
3.
Bagan Setengah lingkaran ialah bentuk bagan organisasi yang saluran wewenang
dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah
disusun dari pusat lingkaran kea rah bidang bawah lingkaran atau sebaliknya.
4.
Bagan Elips ialah bentuk bagan satuan organisasi yang saluran wewenangnya dari
pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah
disusun dari pusat Elips kea rah bidang elips
Setiap
bentuk bagan organisasi yang ada menggambarkannya dapat dibalik, kecuali bagan
lingkaran, bagan elips dan bagan sinar. Bagan pyramid dapat disusun dari bawah
kea rah atas, bagan mendatar dapat disusun dari kanan kea rah kiri, bagan
menegak (Vertikal) dapat disusun dari bawah ke atas, bagan setengah lingkaran
dapat di susun dari pusat lingkaran ke arah bidang atas lingkaran, bagan
setengah elips dapat disusun dari pusat elip kea rah bidang atas elip. Dalam
bagan lingkaran, bagan elip dapat pula digambar satuan organisasi atau pejabat
yang lebih rendah kedudukannya terletak di atas, tetapi ini semua tidak
mengubah jenjang ataupun kedudukan yang sesungguhnya.
Hal
ini dikemukakan pula oleh Keith Davis sebagai berikut ;
“Perubahan-perubahan
penggambaran bagan kadang-kadang diterima untuk menggalakan pertalian kedudukan
atasan bawahan dari kebiasaan bagan-bagan organisasi, tetapi
perubahan-perubahan ini tidak mengubah keadaan kedudukan yang sebenarnya.
Termasuk di dalamnya perubahan-perubahan bagan mendatar, lingkaran, setengah
lingkaran, elips dan piramida terbalik.”
C. Konflik Organisasi
Konflik berasal dari kata kerja
Latin configere yang
berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu
proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah
satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau
membuatnya tidak berdaya.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan
ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan
tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat
istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri
individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam
setiap masyarakat dan tidak satu
masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan
kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan
hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi
berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan
menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat
menciptakan konflik.
Ada beberapa
pengertian konflik menurut beberapa ahli.
1.
Menurut Taquiri dalam Newstorm dan
Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku
dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan,
kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara
berterusan.
2.
Menurut Gibson, et al (1997: 437),
hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat
pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing komponen
organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja
sama satu sama lain.
3.
Menurut Robbin (1996), keberadaan
konflik dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika
mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum
konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan
bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi
kenyataan.
4.
Dipandang sebagai perilaku, konflik
merupakan bentuk minteraktif yang terjadi pada tingkatan individual,
interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi (Muchlas, 1999). Konflik
ini terutama pada tingkatan individual yang sangat dekat hubungannya dengan
stres.
5.
Menurut Minnery (1985), Konflik
organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain
berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan.
6.
Konflik dalam organisasi sering
terjadi tidak simetris terjadi hanya satu pihak yang sadar dan memberikan respon
terhadap konflik tersebut. Atau, satu pihak mempersepsikan adanya pihak lain
yang telah atau akan menyerang secara negatif (Robbins, 1993).
7.
Konflik merupakan ekspresi
pertikaian antara individu dengan individu lain, kelompok dengan kelompok lain
karena beberapa alasan. Dalam pandangan ini, pertikaian menunjukkan adanya
perbedaan antara dua atau lebih individu yang diekspresikan, diingat, dan
dialami (Pace & Faules, 1994:249).
8.
Konflik dapat dirasakan, diketahui,
diekspresikan melalui perilaku-perilaku komunikasi (Folger & Poole: 1984).
9.
Konflik senantisa berpusat pada
beberapa penyebab utama, yakni tujuan yang ingin dicapai, alokasi sumber –
sumber yang dibagikan, keputusan yang diambil, maupun perilaku setiap pihak
yang terlibat (Myers,1982:234-237; Kreps, 1986:185; Stewart, 1993:341).
10.
Interaksi yang disebut komunikasi
antara individu yang satu dengan yang lainnya, tak dapat disangkal akan
menimbulkan konflik dalam level yang berbeda – beda (Devito, 1995:381)
·
Penyebab
Konflik
a.
Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan
pendirian dan perasaan.
Setiap manusia adalah individu yang
unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda
satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau
lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab
dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan
kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman,
tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu
karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan
pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan
pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu
yang dapat memicu konflik.
c.
Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun
latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh
sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok
memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal
yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Sebagai contoh, misalnya
perbedaan kepentingan dalam hal pemanfaatan hutan. Para tokoh masyarakat menanggap hutan sebagai
kekayaan budaya yang menjadi bagian dari kebudayaan mereka sehingga harus
dijaga dan tidak boleh ditebang. Para petani menbang pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi
mereka untuk membuat kebun atau ladang.
Bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang dan kemudian kayunya diekspor
guna mendapatkan uang dan membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta lingkungan,
hutan adalah bagian dari lingkungan sehingga harus dilestarikan. Di sini jelas
terlihat ada perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya
sehingga akan mendatangkan konflik sosial di masyarakat. Konflik akibat
perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antar kelompok atau
antara kelompok dengan individu, misalnya konflik antara kelompok buruh dengan
pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentingan di antara keduanya. Para
buruh menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan
pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta
volume usaha mereka.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar
terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak,
perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada
masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan
memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional
yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai
masyarakat industri. Nilai-nilai yang
berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja
dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan
bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan
berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang
cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal
kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi
seara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di
masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan
karena dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada.
·
Jenis Konflik
a.
Konflik
antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara
peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role))
b. Konflik antara kelompok-kelompok sosial
(antar keluarga, antar gank).
c.
Konflik
kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
d. Koonflik antar satuan nasional (kampanye,
perang saudara)
e. Konflik antar atau tidak antar agama
f.
Konflik
antar politik.
·
Akibat Konflik
Hasil dari sebuah konflik adalah sebagai
berikut :
a.
meningkatkan
solidaritas sesama anggota kelompok (ingroup) yang mengalami konflik
dengan kelompok lain.
b. keretakan hubungan antar kelompok yang
bertikai.
c.
perubahan
kepribadian pada individu, misalnya timbulnya rasa dendam, benci, saling curiga
dll.
d. kerusakan harta benda dan hilangnya jiwa
manusia.
e. dominasi bahkan penaklukan salah satu
pihak yang terlibat dalam konflik.
Para pakar teori telah mengklaim bahwa
pihak-pihak yang berkonflik dapat memghasilkan respon terhadap konflik menurut
sebuah skema dua-dimensi; pengertian terhadap hasil tujuan kita dan pengertian
terhadap hasil tujuan pihak lainnya. Skema ini akan menghasilkan hipotesa
sebagai berikut:
a.
Pengertian
yang tinggi untuk hasil kedua belah pihak akan menghasilkan percobaan untuk
mencari jalan keluar yang terbaik.
b.
Pengertian
yang tinggi untuk hasil kita sendiri hanya akan menghasilkan percobaan untuk
"memenangkan" konflik.
c.
Pengertian
yang tinggi untuk hasil pihak lain hanya akan menghasilkan percobaan yang
memberikan "kemenangan" konflik bagi pihak tersebut.
d.
Tiada
pengertian untuk kedua belah pihak akan menghasilkan percobaan untuk
menghindari konflik.
D.
Contoh Konflik Di
Lingkungan
Organisasi yang ada di lingkungan saya
adalah Karang Taruna, wilayah Rukun Tetangga (RT) Rukun Warga (RW) Kelurahan
dan Kecamatan. Karang Taruna merupakan contoh organisasi kepemudaan, dan
merupakan wadah pengembangan generasi muda nonpartisan, yang tumbuh atas dasar
kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat
khususnya generasi muda di wilayah Desa / Kelurahan atau komunitas sosial
sederajat, yang terutama bergerak dibidang kesejahteraan sosial. Sebagai
organisasi sosial kepemudaan Karang Taruna merupakan wadah pembinaan dan pengembangan
serta pemberdayaan dalam upaya mengembangkan kegiatan ekonomis produktif dengan
pendayagunaan semua potensi yang tersedia dilingkungan baik sumber daya manusia
maupun sumber daya alam yang telah ada. Sebagai organisasi kepemudaan, Karang
Taruna berpedoman pada Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga dimana telah pula
diatur tentang struktur penggurus dan masa jabatan dimasing-masing wilayah
mulai dari Desa / Kelurahan sampai pada tingkat Nasional. Semua ini wujud dari
pada regenerasi organisasi demi kelanjutan organisasi serta pembinaan anggota
Karang Taruna baik dimasa sekarang maupun masa yang akan datang. Karang Taruna
didirikan dengan tujuan memberikan pembinaan dan pemberdayaan kepada para
remaja, misalnya dalam bidang keorganisasian, ekonomi, olahraga, ketrampilan,
advokasi, keagamaan dan kesenian.
Konflik yg terjadi di Karang Taruna di
wilayah saya adalah biasanya terjadi karena perbedaan pendapat dan juga
perbedaan kebudayaan. Ini biasanya terjadi, ketika rapat dalam membicarakan
acara yang akan diadakan oleh para pengurus dan anggota Karang Taruna, pendapat
demi pendapat yang disampaikan, terkadang tidak sesuai antara peserta satu
dengan pesrta rapat yang lainnya, sehingga terkadang menimbulkan sedikit
perselisihan dan adu pendapat, namun ini tidak sampai kepada konflik yang
berkepanjangan, karena pasti dalam pembicaraan atau rapat pasti menemukan jalan
tengah atau solusi nya, peserta rapat yang banyak juga merupakan salah satu
factor banyaknya pendapat yang muncul, dan beda pendapat terjadi. Beda pendapat juga kadang didorong oleh beda
nya budaya yang dimiliki setiap peserta rapat, karena pastinya dalam rapat
tidak hanya satu atau dua budaya yg disatukan, beda nya cara bicara dan pilihan
kata yang ditujukan atau dimaksud kadang berbeda tanggap di peserta lain,
sehingga mungkin saja si penyampaikan pendapat bermaksud A namun diterima si
pendengar adalah B. Ini konflik yang sering terjadi di organisasi di sekitar
saya, namun di setiap koflik pasti ada penyelesaian masalahnya, beda pendapat
lah yang menjadikan kita beragam dan saling menyatukan.
3. KESIMPULAN
Organisasi
memiliki 2 tipe, yaitu organisasi formal dan organisasi informal. Bentuk dari
organisasi beragam, contohnya organisasi kemahasisawaan. Organisasi juga
memiliki struktur atau skema organisasi yang digunakan sebagai penentu dalam
dalam organisasi, karena dapat melihat susunan atau urutan anggota yang
bertugas menjadi kepengurusan dalam organisasi tersebut. Dan didalam organisasi
pun memiliki banyak konflik, dan penyebab atau factor konflik tersebut beragam.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik