Jumat, 25 November 2011

spirit


segala sesuatu selalu berawal dari sesuatu yang kecil, dan dari sesuatu yang kecil itu bisa berubah menjadi sesuatu yang besar. setiap jalan yang diambil, pastilah akan mengalami rintangan ataupun masalah, karena tanpa masalah, apa yang ingin diraih terasa kuranglah lengkap untuk mencapai kesuksesannya.


berusaha menjadi lebih baik itu penting, karena seberapa besar pun usaha yang telah kita lakukan, akan menghasilkan. yang tepenting dalam pencapaian sesuatu adalah bagaimana prosesnya.


terkadang, banyak diantara kita mudah terpuruk jika mengalami keterpurukan di awal, tapi sadarilah, bahwa masalah yang dihadapi saat itu adalah awal dari kesuksesan. walaupun keterpurukan yang kita dapatkan di akhir, itu merupakan suatu ujian yang harus kita hadapi untuk mengetahui, seberapa serius atau yakin kah kita terhadap apa yang kita perjuangkan.


yakin lah, apa yang kita niatkan pasti akan terjadi asalkan diiringi dengan usaha dan doa. usaha tanpa doa tidaklah artinya, itu menandakan bahwa diri adalah pribadi yang sombong. dan jika doa tanpa usaha juga tidaklah artinya, itu menandakan bahwa diri adalah pribadi yang bodoh.


ingatlah, jika kau berada disaat terpuruk, bangunlah diri mu sendiri, karena yang menentukan jalan menuju kesuksesan mu adalah diri sendiri bukan orang lain. orang lain hanyalah pemberi motivasi dan semangat.

jangan lupa untuk selalu berdoa dan bersyukur atas anugerah yang diberi, dan tetaplah semangat :) (y)

Rabu, 23 November 2011

Pemuda dan Sosialisasi

Pemuda adalah seseorang yang berpikir bahwa segala hal harus berubah menjadi lebih baik, namun mengetahui bahwa dirinyalah yang harus lebih dulu diubah.
Pemuda adalah seseorang yang berpikir bahwa tidak ada yang tidak bisa ia lakukan demi sebuah perubahan kearah yang lebih baik.
Pemuda adalah seseorang yang tahu bahwa dipundaknyalah tugas menjaga diri, keluarga, kampung halaman, negara dan agama diletakkan.
Tetapi diatas semua itu, Pemuda adalah seseorang yang bertindak dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab dalam melaksanakan itu semua. Karena jika hanya berada di tataran pemikiran tanpa dilanjutkan dengan tindakan atau karya nyata maka dunia tidak akan berubah.
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu melalui media pembelajaran dan penyesuaian diri, bagaimana bertindak dan berpikir agar ia dapat berperan dan berfungsi, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Sosialisasi merupakan suatu proses di mana seseorang menghayati (mendarahdagingkan – internalize) norma-norma kelompok di mana ia hidup sehingga timbullah diri yang unik, karena pada awal kehidupan tidak ditemukan apa yang disebut dengan “diri”.
Macam – macam pemuda dikaji dari perannya dalam masyarakat :

1.    Jenis pemuda urakan
Yaitu pemuda yang tidak bermaksud untuk mengadakan perubahan–perubahan dalam masyarakat.  Tidak ingin untuk mengadakan perubahan dalam kebudayaan, akan tetapi ingin kebebasan bagi dirinya sendiri, kebebasan untuk menentukan kehendak diri sendiri.


2.    Jenis pemuda nakal                                       
Pemuda-pemuda ini tidak ingin, tidak berminat dan tidak bermaksud untuk mengadakan perubahan dalam masyarakat ataupun kebudayaan, melainkan berusaha memperoleh manfaat dari masyarakat dengan menggunakan tindakan yang mereka anggap menguntungkan dirinya tetapi merugikan masyarakat.

3.    Jenis Pemuda Radikal
Pemuda-pemuda radikal berkeinginan untuk mengadakan perubahan revolusioner. Mereka tidak puas, tidak bisa menerima kenyataan yang mereka hadapi dan oleh sebab itu mereka hadapi dan oleh sebab itu mereka berusaha baik secara lisan maupun tindakan rencana jangka panjang asal saja keadaan berubah sekarang juga.


4.    Jenis Pemuda Sholeh
Pemuda yang dalam setiap tingkah lakunya sehari – hari selalu berpegang teguh terhadap agamanya. Melakukan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Dalam kehidupanya, manusia dibimbing oleh nilai-nilai yang merupakan pandangan mengenai apa yang baik dan apa yang buruk. Nilai yang baik harus diikuti, dianut, sedangkan yang buruk harus dihindari, sesuai dengan aspek rohaniah dan jasmaniah yang ada pada manusia, maka manusia dibimbing oleh pasangan nilai materi dan nonmateri. Apabila manusia hendak hidup secara damai di masyarakat, maka sebaiknya kedua nilai yang merupakan pasangan tadi diserasikan akan tetapi kenyataan dewasa ini menunjukkan bahwa nilai materi mendapat tekanan lebih besar daripada nilai non-materi atau spiritual. hal ini terbukti dari kenyataan bahwa sebagai tolok ukur peranan seseorang dalam masyarakat adalah kebendaan dan kedudukan.
Lingkungan masyarakat terdiri dari :
Sosial Budaya
Dalam era globalisasi, dunia menjadi sempit, budaya lokal dan budaya nasional akan tertembus oleh budaya universal, dengan demikian akan terjadi pergeseran nilai kehidupan, kemajuan ilmu Pengetahuan dan teknologi sangat berpengaruhterhadap pesatnya informasi. Segala sesuatu yang terjadi di muka bumi dengan sekejap diketahui oleh seluruh penghuni bumi. Di rumah dan di sekolah, Orang –tua dan guru, lebih banyak mengharapkan nilai spiritual menjadi pegangan remaja. Namun, kenyataan membuktikan sebaiknya ini karena yang diajarkan berbeda dengan yang dilihat di luar rumah dan di luar sekolah. Remaja menjadi bingung, mana yang harus dilakukan. Situasi ini menimbulkan konflik nilai yang dapat berakibat terjadinya penyimpangan perilaku, seperti yang terlihat di masyarakat, misalnya waria, pergaulan bebas, mabuk, dan homoseksualitas.
Dalam era globalisasi  pengakuan akan  hak asasi manusia mulai memesyarakat. Bagi Indonesia yang kini sedang dalam era reformasi, pelaksanaan hak asasi manusia merupakan masalah tersendiri. Nilai sosial yang selama ini diutamakan bergeser pada nilai individual. Bagi remaja yang sedang dalam masa mencari identitas diri dan penyesuaian sosial, situasi Ini merupakan titik kritis, Bukan tidak mungkin hal ini akan berakibat terjadinya konflik kejiwaan pada sebagian remaja, Remaja akan merasakan adanya nilai “ kekolotan “ pada orang dewasadan nilai “ inovatif “ atau “ Pembaharuan “ pada orang dewasa dan nilai “ inovatif “ atau “ pembaharuan “ pada generasinya.
Sementara itu ada tuntutan dari pihak orang dewasa agar remaja mengikuti aturan budaya, kecemasan akan menghadapi hukuman, ancaman dan tidak adanya kasih sayang merupakan dorongan yang menyebabkan remaja terpaksa mengikuti tuntutan lingkungan budaya (socialized anxity) . Kalau kecemasan ini terlalu berat, akibat yang ditimbulkan adalah hambatan tingkah laku. Remaja yang bersangkutan jadi serba ragu, serba takut, dan dapat menjurus kepada keadaan cemas yang patologis. Tetapi dalam kondisi yang tepat, Kecemasan ini mendorong remaja untuk lebih bertanggung jawab, hati-hati dan menjaga tingkah lakunya agar selalu sesuai dengan norma yang berlaku. Remaja dapat bertingkah laku normal sesuai dengan harapan masyarakat.

Mahasiswa dan Sosial 2

MAHASISWA DAN SOSIAL
PERGAULAN MAHASISWA
Mahasiswa atau Mahasiswi adalah panggilan untuk orang yang sedang menjalani pendidikan tinggi di sebuah universitas atau perguruan tinggi.
Mahasiswa adalah kelompok pelajar yang bisa dikatakan sebagai golongan terdidik, karena mampu untuk mengenyam pendidikan tinggi, di saat sebagian yang lain dalam usia yang sama masih bergelut dengan kemiskinan dan keterbatasan biaya dalam mengakses pendidikan, terutama pendidikan tinggi.
Predikat tersebut tentulah dapat disinonimkan bahwa mahasiswa merupakan kaum intelektual, yang mempunyai basis keilmuan yang kuat sesuai dengan jurusan yang diambil masing-masing mahasiswa, yang berarti kemampuan akademik mahasiswa dapat diandalkan sebagai salah satu asset negara ini. Tetapi, mahasiswa juga merupakan sebuah entitas social yang selalu berinteraksi dengan masyarakat dari segala jenis lapisan, sehingga dalam hal ini mahasiswa pun dituntut untuk memainkan peran aktif dalam kehidupan social kemasyarakatan.
Etika pergaulan merupakan seperangkat nilai yang diharapkan menjadi acuan bagi mahasiswa dalam berinteraksi dengan sesama warga sivitas akademika dan masyarakat sekitarnya. Dalam pergaulan antar warga sivitas akademika,mahasiswa mengembangkan kepribadian,sopan santun,nilai-nilai budaya dan agama,sebgai landasan utamanya. Mahasiswa mampu bergaul secara baik dengan sesama mahasiswa,dosen,karyawan,dan masyarakat sekitar kampus sebagai langkah awal untuk menciptakan iklim kerjasama yang kondusif.
Dalam pergaulan mahasiswa saling menghormati satu sama lain,yang tercermin dalam acara memanggil,berbicara,menegur,meminta dan berdiskusi. Dalam bergaul mahasiswa tidak membedakan suku,ras,latar belakang sosial ekonomi,dan agama. Mahasiswa dalam pergaulan senantiasa menunjukkan kepekaan,kepedulian,serta rasa kesetiakawanan sosial.
Dalam bergaul, seorang mahasiswa juga harus memiliki etika berekspresi dan etika berbusana.
Etika berekspresi merupakan seperangkat nilai yang diharapkan menjadi acuan bagi mahasiswa dalam berekspresi,yakni mengemukakan pendapat,pandangan,ide,atau gagasan,serta konsep,baik secara lisan maupun tertulis,sebagai bagian dari upaya pengkajian ilmu pengetahuan sesuai dengan bidangnya,serta dalam fungsi sebagi kontrol sosial.
Sebagai bagian dari insane akademik mahasiswa mempunyai kebebasan akademik. Mahasiswa bebas dalam mengungkapkan pendapat,pandangan,ide atau gagasan,konsep dan semacamnya di lingkungan kampus,baik di dalam maupun di luar forum perkuliahan. Kebebasan sebagaimana dimaksud didasari motif yang baik dan konstruktif,serta dilakukan dengan cara-cara yang santun,bertanggung jawab,dengan memperhatikan norma/kaidah keilmuan,nilai-nilai kepribadian bangsa,dan segala ketentuan yang berlaku.
Dalam rangka ini maka ungkapan-ungkapan yang bersifat penghinaan,pelecehan,fitnah,dan pencemaran nama baik terhadap pihak-pihak tertentu merupakan sesuatu yang layaknya dihindarkan.
Etika berbusana merupakan seperangkat nilai yang diharapkan menjadi acuan bagi mahasiswa dalam berpakaian dan/atau berdandan. Mahasiswa sebagai insane akademik hendaknya membiasakan berbusana yang mencerminkan nilai-nilai etis,estetis,dan religius,sehingga menampakkan keberadaannya sebagai warga sivitas akademika yang sopan dan berbudaya.
Berbusana  yang  tidak  mencerminkan nilai-nilai sebagaimna disebutkan diatas justru akan menrendahkan martabatnya sebagai insane cendekia. Ketika mahasiswa mengikuti kuliah atau berurusan dengan birokrasi dikampus dengan berpakaian rapi,bersih dan sopan,dapat mencerminkan penampilan sebagai insan akademis.

Mahasiswa dan Sosial


Pergaulan Mahasiswa
Mahasiswa atau Mahasiswi adalah panggilan untuk sesorang yang menjalani pendidikan tinggi di sebuah  universitas atau perguruan tinggi.
Mahasiswa adalah kelompok pelajar yang bisa dikatakan sebagai golongan terdidik, karena mampu untuk mengenyam pendidikan tinggi, di saat sebagian yang lain dalam usia yang sama masih bergelut dengan kemiskinan dan keterbatasan biaya dalam mengakses pendidikan, terutama pendidikan tinggi.
Predikat tersebut tentulah dapat disinonimkan bahwa mahasiswa merupakan kaum intelektual, yang mempunyai basis keilmuan yang kuat sesuai dengan jurusan yang diambil masing-masing mahasiswa, yang berarti kemampuan akademik mahasiswa dapat diandalkan sebagai salah satu asset negara ini. Tetapi, mahasiswa juga merupakan sebuah entitas social yang selalu berinteraksi dengan masyarakat dari segala jenis lapisan, sehingga dalam hal ini mahasiswa pun dituntut untuk memainkan peran aktif dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.
Etika pergaulan merupakan seperangkat nilai yang diharapkan menjadi acuan bagi mahasiswa dalam berinteraksi dengan sesama warga sivitas akademika dan masyarakat sekitarnya. Dalam pergaulan antar warga sivitas akademika,mahasiswa mengembangkan kepribadian,sopan santun,nilai-nilai budaya dan agama,sebgai landasan utamanya. Mahasiswa mampu bergaul secara baik dengan sesama mahasiswa,dosen,karyawan,dan masyarakat sekitar kampus sebagai langkah awal untuk menciptakan iklim kerjasama yang kondusif.
Dalam pergaulan mahasiswa saling menghormati satu sama lain,yang tercermin dalam acara memanggil,berbicara,menegur,meminta dan berdiskusi. Dalam bergaul mahasiswa tidak membedakan suku,ras,latar belakang sosial ekonomi,dan agama. Mahasiswa dalam pergaulan senantiasa menunjukkan kepekaan,kepedulian,serta rasa kesetiakawanan sosial.
Dalam bergaul, seorang mahasiswa juga harus memiliki etika berekspresi dan etika berbusana.
Etika berekspresi merupakan seperangkat nilai yang diharapkan menjadi acuan bagi mahasiswa dalam berekspresi,yakni mengemukakan pendapat,pandangan,ide,atau gagasan,serta konsep,baik secara lisan maupun tertulis,sebagai bagian dari upaya pengkajian ilmu pengetahuan sesuai dengan bidangnya,serta dalam fungsi sebagi kontrol sosial.
Sebagai bagian dari insane akademik mahasiswa mempunyai kebebasan akademik. Mahasiswa bebas dalam mengungkapkan pendapat,pandangan,ide atau gagasan,konsep dan semacamnya di lingkungan kampus,baik di dalam maupun di luar forum perkuliahan. Kebebasan sebagaimana dimaksud didasari motif yang baik dan konstruktif,serta dilakukan dengan cara-cara yang santun,bertanggung jawab,dengan memperhatikan norma/kaidah keilmuan,nilai-nilai kepribadian bangsa,dan segala ketentuan yang berlaku.
Dalam rangka ini maka ungkapan-ungkapan yang bersifat penghinaan,pelecehan,fitnah,dan pencemaran nama baik terhadap pihak-pihak tertentu merupakan sesuatu yang layaknya dihindarkan.
Etika berbusana merupakan seperangkat nilai yang diharapkan menjadi acuan bagi mahasiswa dalam berpakaian dan/atau berdandan. Mahasiswa sebagai insane akademik hendaknya membiasakan berbusana yang mencerminkan nilai-nilai etis,estetis,dan religius,sehingga menampakkan keberadaannya sebagai warga sivitas akademika yang sopan dan berbudaya.
Berbusana yang tidak mencerminkan nilai0nilai sebagaimna disebutkan diatas justru akan menrendahkan martabatnya sebagai insane cendekia. Ketika mahasiswa mengikuti kuliah atau berurusan dengan birokrasi dikampus dengan berpakaian rapi,bersih dan sopan,dapat mencerminkan penampilan sebagai insan akademis.

SEMANGAT !!

Setiap pribadi pasti membutuhkan dukungan dari pihak mana pun, karena dengan adanya dukungan yang diberikan, menjadikan pribadi tersebut lebih bangkit dari rutinitasnya. SEMANGAT merupakan kata yang singkat namun memilki arti yang sangat besar. Jika setiap menit kita tanamkan kataSEMANGAT dalam diri, pasti apa yang akan kita kerjakan menjadi lebih semangat. Motivasilah dan awalilah hari kita dengan kata SEMANGAT, karena dengan kata itu, insyaAllah akan mendorong kita untuk melakukan kegiatan hari-hari kita dengan semangat. SALAM SEMANGAT !! :)