DEFINISI PARAGRAF ATAU ALINEA
Paragraf
adalah bagian wacana yg mengungkapkan satu pikiran yg lengkap atau satu
tema yg dl ragam tulis ditandai oleh baris pertama yg menjorok ke dalam atau
jarak spasi yg lebih.
Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan dan biasanya
mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimu-lai dengan garis baru
(Depdiknas, 2002).
Ada berbagai cara para
pakar mengama-ti paragraf. D’Angelo (1977:219) mencatat sekurang-kurangnya ada
empat cara orang memandang paragraf. Cara pertama, paragraf dipandang sebagian
tulisan yang lebih besar. Cara kedua, paragraf dipandang sebagai sekelompok
kalimat yang bertalian secara logis, yaitu dibangun unsur-unsur yang menyatu
berdasar-kan atas satu topik. Cara ketiga, paragraf diamati sebagai jenis
kalimat yang diper-luas. Cara memandang paragraf keempat, adalah paragraf
dianggap sebagai ka-rangan kecil.
Menurut definisi Barnett
(1974) paragraf adalah seperangkat kalimat berkaitan erat satu sama lainnya.
Kalimat-kalimat tersebut disusun menurut aturan tertentu sehingga makna yang
dikandungnya dapat dibatasi, dikembangkan dan diperjelas.
Syafi’ie (1988:145)
menguraikan pengertian paragraf adalah sebagai ka-rangan utuh dalam bentuk
miniatur karena ciri-ciri utama suatu karangan dipunyai oleh suatu paragraf.
Suatu karangan mempunyai perihal pokok yang dikemukakan sebagai isi pokok
komunikasi. Demikian pula paragraf juga mempunyai pikiran pokok yang merupakan
isi pokok paragraf. Suatu karangan dibangun dengan menggunakan sejumlah unsur,
yaitu kata, kalimat, dan paragraf. Demikian pula, para-graf dibangun
berdasarkan sejumlah unsur yaitu kata dan kalimat. Suatu karangan menyajikan
isi secara utuh. Demikian pula paragraf menyajikan isi se-cara utuh. Walaupun
paragraf mempunyai ciri-ciri yang sama dengan karangan, namun dalam sebuah
karangan paragraf tetap merupakan unsur bagian karangan. Ujud sebuah paragraf
adalah berupa rangkaian kalimat-kalimat yang terdiri dari dua kalimat atau
lebih. Dapat pula sebuah paragraf hanya terdiri dari satu kalimat saja yang
keseluruhan isi kalimat dalam paragraf merupakan satu kesatuan yang dibangun di
atas satu ide atau pikiran pokok.
Sedangkan menurut
Tarigan (1996) paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun secara logis dan
sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran atau mengandung satu
ide pokok yang tersirat dalam karangan. Sejalan dengan cara memandang paragraf di
atas, berbagai batasan para-graf diberikan oleh para pakar.
Menurut Oshima dan Hogue
(1983:1), paragraf adalah satuan dasar tulisan atau karangan yang di dalamnya
sekelompok kalimat yang saling berhubungan mengembangkan satu gagasan utama.
Keraf (1997:70), membagi
paragraf menjadi paragraf deduksi, paragraf induksi, paragraf campuran.
Paragraf deduksi adalah paragraf yang gagasan uta-manya terletak di awal
paragraf. Gagasan utama atau pokok persoalan paragraf itu dinyatakan dalam
kalimat pertama. Kemudian disusul oleh penjelasan-penjelasan terperinci
terhadap gagasan utama. Paragraf deduksi dibedakan menjadi: (1) para-graf
perbandingan yaitu yang kalimat topiknya berisi perbandingan dua hal yang
bersifat abstrak dan konkret, (2) paragraf pertanyaan yaitu kalimat topiknya
dije-laskan dengan kalimat penjelas berupa kalimat tanya dan kalimat berita,
(3) para-graf contoh yaitu kalimat topiknya dikembangkan dengan memberikan
contoh-contoh sehingga kalimat topik jelas pengertiannya, (4) paragraf
perulangan yaitu kalimat topik dikembangkan dengan pengulangan kata atau
kelompok kata atau bagian-bagian kalimat yang penting, (5) paragraf definisi
yaitu kalimat topik memerlukan penjelasan agar tepat maknanya dipahami oleh
pembaca, dan (6) paragraf sebab akibat yaitu kalimat topik dikembangkan dengan
memberikan sebab atau akibat dari pernyataan pada kalimat topik.
MANFAAT ALINEA BAGI PENULIS
Manfaat
paragraf dalam suatu tulisan adalah :
1.
Memudahkan pengertian san pemahaman dengan memisahkan satu topik atau tema
dengan yang lain; karena setiap paragraf hanya boleh mengandung satu unit
pikiran.
2.
Memisahkan dan menegaskan pengertian secara wajar dan formal, untuk
memungkinkan pembaca berhenti lebih lama dari perhentian di akhir kalimat.
Dengan perhentian yang lebih lama memungkinkan terjadinya pemusatan pikiran
terhadap tema atau topik yang diungkapkan paragraf.
UNSUR ALINEA
Dalam pembuatan suatu paragraf harus memiliki
unsur unsur pembangun paragraf agar paragraf atau alinea dapat berfungsi dengan
sebagaimana mestinya.
1. Topik atau tema atau gagasan utama atau gagasan pokok atau pokok pikiran, topik merupakan hal terpernting dalam pembuatan suatu alinea atau paragraf agar kepaduan kalimat dalam satu paragraf atau alinea dapat terjalin sehingga bahasan dalam paragraf tersebut tidak keluar dari pokok pikiran yang telah ditentukan sebelumnya.
1. Topik atau tema atau gagasan utama atau gagasan pokok atau pokok pikiran, topik merupakan hal terpernting dalam pembuatan suatu alinea atau paragraf agar kepaduan kalimat dalam satu paragraf atau alinea dapat terjalin sehingga bahasan dalam paragraf tersebut tidak keluar dari pokok pikiran yang telah ditentukan sebelumnya.
2. Kalimat utama atau pikiran utama,
merupakan dasar dari pengembangan suatu paragraf karena kalimat utama merupakan
kalimat yang mengandung pikiran utama. Keberadaan kalimat utama itu bisa di
awal paragraf, diakhir paragraf atau pun diawal dan akhir paragraf.
Berdasarkan penempatan inti gagasan atau ide
pokoknya alinea dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
·
Deduktif
: kalimat utama diletakan di awal alinea
·
Induktif
: kalimat utama diletakan di akhir anilea
·
Variatif
: kalimat utama diletakan di awal dan diulang pada akhir alinea
·
Deskriptif/naratif
: kalimat utama tersebar di dalam seluruh alinea
3. Kalimat penjelas, merupakan kalimat yang
berfungsi sebagai penjelas dari gagasan utama. Kalimat penjelas merupakan
kalimat yang berisisi gagasan penjelas.
4. Judul (kepala karangan), untuk membuat
suatu kepala karangan yang baik, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu
:
·
Provokatif
(menarik)
·
Berbentuk
frase
·
Relevan
(sesuai dengan isi)
·
Logis
·
Spesifik
KALIMAT UTAMA DAN KALIMAT PENJELAS
1.
Kalimat
Utama atau Kalimat Pokok adalah kalimat yang digunakan sebagai tempat
menuangkan pokok pikiran atau gagasan utama. Pokok pikiran atau gagasan utama
sama dengan ide pokok gagasan pokok.
Ciri-ciri kalimat
utama:
a.Biasanya diletakkan
pada awal paragraph, tetapi bisa juga diletakkan pada bagian akhir paragraf.
b.Suatu kalimat
berisikan kalimat utama ditandai oleh kata-kata kunci seperti:
- Sebagai kesimpulan….
- Yang penting….
- Jadi, …..
- Dengan demikian…
c. Biasanya berisi
suatu pernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat
penjelas.
2.
Kalimat
Penjelas adalah kalimat yang berisi gagasan yang mendukung atau menjadi
penjelas kalimat utama. Kalimat-kalimat penjelas tersebut dalam setiap
paragraph harus membentuk satu kesatuan gagasan.
Ciri-ciri kalimat
penjelas:
a. Berisi penjelasan
seperti:
- Contoh-contoh
- Rincian
- Keterangan
- Dll.
b. Kalimat penjelas biasanya memerlukan
kalimat penghubung.
c. Selalu menghubungkan kalimat-kalimat
dalam paragraph.
MACAM
ALINEA BERDASARKAN LETAK KALIMAT UTAMA
1. Paragraf
Deduktif
Paragraf
Deduktif adalah Paragraf yang diawali dengan hal-hal yang bersifat umum
dan diperjelas dengan hal-hal yang bersifat khusus. Pada paragraf
deduktif kalimat utamanya berada di awal paragraf
Contoh :
Pada masa sekarang
ini banyak rumah sakit dibangun, baik itu rumah sakit negeri maupun swasta.
Semarak berdirinya rumah sakit tersebut diperkirakan karena adanya izin
pendirian rumah sakit yang relatif mudah. Rumah sakit negeri di daerah
tertinggal mempunyai jumlah yang jauh lebih banyak dibandingkan swasta. Hal
tersebut dapat dinalar karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi, misalnya
faktor finansial, sosial, asal-muasal adanya dokter, dan masih banyak lagi.
2.
Paragraf Induktif
Paragraf
Induktif adalah paragraf yang dikembangkan mulai dengan hal-hal yang
khusus ke hal-hal yang umum. Paragraf induktif kalimat utamanya berada di
akhir paragraf.
Contoh :
Di sebagian besar
daerah pedesaan secara menyebar didirikan tempat pendidikan yang berupa sekolah
dasar. Meningkat, di kota kecamatan, pemerintah mengusahakan berdirinya sekolah
menengah tingkat pertama atau bahkan sebagian berdiri pula sekolah menengah
atas. Pada tingkat kabupaten, terutama kabupaten yang sudah maju, bermunculan
perguruan tinggi, baik swasta maupun negeri. Selain tempat pendidikan formal
yang sudah disebutkan itu, menjamur pula tempat pendidikan nonformal, misalnya:
tempat pelatihan komputer, kursus menyablon, kursus memasak, potong rambut,
bengkel mobil, pertanian, dan kerajinan. Jadi, anak sekarang seharusnya tidak
mengalami kesulitan lagi memilih tempat pendidikan di negeri ini. Anak tinggal
menentukan tempat berpendidikan dengan menyesuaikan kesenangan dan
kemampuannya.
3.
Paragraf Campuran
Paragraf Campuran
adalah Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat
pokok kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat
pokok. merupakan paragraf yang dikembangkan dengan meletakan kalimat utama pada
awal dan akhir paragraf berupa paragraf deduktif - induktif (campuran).
Contoh :
Buku merupakan sarana
utama dalam mencari ilmu. Dengan buku orang bisa mengetahui ilmu dari berbagai
belahan dunia. Dari buku pula kita bisa mendapat hiburan dan menambah
pengalaman. Jelaslah bahwa buku sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia.
4.
Paragraf Deskriptif/Naratif/Menyebar
Paragraf
Deskriptif/Naratif/Menyebar adalah Paragraf yang tidak memiliki kalimat
utama. Pikiran utamanya menyebar pada seluruh paragraf atau tersirat pada
kalimat-kalimat penjelas.
Contoh :
Matahari belum tinggi
benar. Embun masih tampak berkilauan. Warna bunga menjadi sangat indah diterpa
sinar matahari. Tampak kupu-kupu dengan berbagai warna terbang dari bunga yang
satu ke bunga yang lain. Angin pun semilir terasa menyejukkan hati.
5.
Paragraf Ineratif
Paragraf ineratif
adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di tengah-tengah bagian paragraf
(di antara awal dan akhir paragraf)
Contoh :
Seminggu menjelang
hari raya Idul Fitri, kebutuhan masyarakat semakin meningkat. Mulai dari harga
makanan pokok hingga sandang. Masyarakat khawatir jika tidak mempersiapkan
kebutuhan hari raya dari sekarang, stok kebutuhan menjelang hari raya semakin
sedikit. Seriring meningkatnya kebutuhan orang banyak, rupanya kekhawatiran
masyarakat tersebut dimanfaatkan oleh para pedagang untuk meningkatkan harga
kebutuhan pokok. Karena perbuatan pedagang yang seperti ini, terpaksa
masyarakat harus membeli dengan harga tinggi.
JENIS PARAGRAF MENURUT SIFAT ISINYA
Isi sebuah paragraf dapat bermacam-macam bergantung pada maksud penulisannya
dan tuntutan korteks serta sifat informasi yang akan disampaikan.Penyelarasan
sifat isi paragraf dengan isi karangan sebenarnya cukup beralasan karena
pekerjaan menyusun paragraf adalah pekerjaan mengarang juga.
·
Paragraf Persuasif : adalah isi paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara
mempengaruhi atau mengajak pembaca. Paragraf persuasif banyak dipakai dalam
penulisan iklan, terutama majalah dan Koran . Sedangkan paragraf argumentasi,
deskripsi, daneksposisi umumnya dipakai dalam karangan ilmiah seperti
buku,skripsi makalah dan laporan. Paragraf naratif sering dipakai untuk
karangan fiksi seperti cerpen dan novel.
Contoh : “Marilah kita
membuang sampah pada tempatnya, agar lingkungan kita bebas dari banjir dan
bebas dari penyakit yang disebabkan oleh sampah – sampah yang di buang tidak
pada tempatnya. Oleh karena itu, perlu kesadaran pada diri kita masing – masing
untuk membuang sampah pada tempatnya.
·
Paragraf argumentasi : adalah isi paragraf membahas satu masalah dengan
bukti_bukti alasan yang mendukung.
Contoh : “Menurut Ketua
panitia, Derrys Saputra, mujur merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan
oleh HMTK untuk memilih ketua dan wakil HMTK yang baru. Bersamaan dengan
berakhirnya masa jabatan kepengurusan MHTK periode 2008 – 2009, maka sebagai
penggantinya dilakukan mujur untuk memilih ketua dan wakil HMTK yang baru untuk
masa kepengurusan 2009 – 20010.”
·
Paragraf naratif : adalah isi paragraf menuturkan peristiwa atau keadaan dalam
bentuk data atau cerita.
Contoh : “ Pada game
pertama, Kido yang bermain dengan lutut kiri dibebat mendapat perlawanan ketat
Chai/Liu hingga skor imbang 16 – 16. pada posisi ini, Kido/Hendra yang lebih
berpengalaman dalam berbagai kejuaraan memperlihatkan keunggulan mereka.”
·
Paragraf deskritif : adalah paragraf yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu
dengan bahasa.
Contoh : “Kini hadir mesin
cuci dengan desain bunga chrysant yang terdiri dari beberapa pilihan warna,
yaitu pink elegan dan dark red untuk ukuran tabung 15 kg. Disamping itu, mesin
cuci dengan bukaan atas ini juga sudah dilengkapi dengan LED display dan
tombol-tombol yang dapat memudahkan penggunaan. Adanya fitur I-sensor juga akan
memudahkan proses mencuci”.
·
Paragraf eksposisi : adalah paragraf yang memaparkan sesuatu fakta atau
kenyataan kejadian tertentu.
Contoh :“Rachmat Djoko
Pradopo lahir 3 November 1939 di Klaten, Jawa Tengah. Tamat SD dan SMP (1955)
di Klaten, SMA II (1958) di Yogyakarta. Masuk Jurusan Sastra Indonesia
Universitas Gadkah Mada, tamat Sarjana Sastra tahun 1965. pada tahun 1978
Rachmat mengikuti penataran sastra yang diselenggarakan oleh Pusat Bahasa
Jakarta bersama ILDEP dan terpilih untuk melanjutkan studi di Pascasarjana
Rijkuniversiteit Leiden, Nederland, tahun 1980 – 1981, di bawah bimbingan Prof.
Dr. A. Teeuw”.
JENIS PARAGRAF MENURUT FUNGSINYA DALAM KARANGAN
Menurut fungsinya,
paragraf dapat dibedakan menjadi 3 , yaitu:
·
Paragraf Pembuka
Bertujuan
mengutarakan suat aspek pokok pembicaraan dalam karangan. Sebagai bagian awal
sebuah karangan, paragraf pembuka harus di fungsikan untuk:
1. menghantar pokok
pembicaraan
2. menarik minat
pembaca
3. menyiapkan atau
menata pikiran untuk mengetahui isi seluruh karangan.
Setelah memiliki ke
tiga fungsi tersebut di atas dapat dikatakan paragraf pembuka memegang peranan
yang sangat penting dalam sebuah karangan. Paragraf pembuka harus disajikan
dalam bentuk yang menarik untuk pembaca. Untuk itu bentuk berikut ini dapat
dimanfaatkan sebagai bahan menulis paragraf pembuka,yaitu:
1. kutipan,
peribahasa, anekdot
2. pentingnya pokok
pembicaraan
3. pendapat atau
pernyataan seseorang
4. uraian tentang
pengalaman pribadi
5. uraian mengenai
maksud dan tujuan penulisan
6. sebuah pertanyaan.
·
Paragraf Pengembang
Bertujuan
mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang sebelumnya telah dirumuskan
dalam alinea pembuka. Paragraf ini didalam karangan dapat difungsikan untuk:
1.mengemukakan inti
persoalan
2. memberikan
ilustrasi
3. menjelaskan hal
yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya
4. meringkas paragraf
sebelumnya
5. mempersiapkan
dasar bagi simpulan.
·
Paragraf Penutup
Paragraf ini berisi
simpulan bagian karangan atau simpulan seluruh karangan. Paragraf ini sering
merupakan pernyataan kembali maksud penulis agar lebih jelas. Mengingat
paragraf penutup dimaksudkan untuk mengakhiri karangan. Penyajian harus
memperhatikan hal sebagai berikut :
1. sebagai bagian
penutup,paragraf ini tidak boleh terlslu psnjsng
2. isi paragraf harus
berisi simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai cerminan inti seluruh
uraian
3. sebagai bagian
yang paling akhir dibaca, disarankan paragraf ini dpat menimbulkan kesan yang
medalam bagi pembacanya
KALIMAT PENGEMBANG
Sebagian
besar,kalimat-kalimat yang terdapat dalam suatu alinea termasuk kalimat
pengembang. Susunan kalimat pengembang tidak sembarangan. Urutan kalimat
pengembang sebagai perluasan pemaparan ide pokok yang bersifat abstrak menuruti
hakikat ide pokok. Pengembangan kalimat topik yang bersifat kronologis,
biasanya menyangkut hubungan antara benda atau kejadian dan waktu. Urutannya
masa lalu,kini,dan yang akan datang.
Bila pengembangan
kalimat topik berhubugan dengan jarak (special),hal ini biasanya
menyangkut hubungan antara benda, peristiwa atau hal, dan ukuran jarak.
Urutannya dimulai dari jarak yang paling dekat, lebih jauh, dan paling jauh.
Bila pengembangan kalimat topik berhubungan dengan sebab akibat, kemungkinan
urutannya sebab dinyatakan lebih dahulu, lalu diikuti akibatya. Atau
sebaliknya, akibatnya dinyatakan pertama-tama baru dipaparkan sebabnya.
Penyusunan urutan kalimat pengembang yang berdasarkan urutan nomornya dimulai
dari kejadian pertama,kedua,ketiga,dan seterusnya.
Contoh :
Pada pagi hari,suasana lingkungan rumah andi begitu
indah.Di sekitar rumah,berjejer pohon-pohon yang menambh keteduhan.sementara
itu,kicau burung menambah semraknya pagi itu.Di kejauhan,terlihat gunung
tangkuban perahu yang penuh misteri.Sungguh,pagi yang indah dan hangat.
KALIMAT TRANSISI
Transisi adalah mata rantai penghubung
antar alinea.Transisi berfungsi sebagai penghubung jalan pikiran dua alinea
yang berdekatan.Kata-kata tradisional merupakan petunjuk bagi pembaca kearah
mana ia sedang bergerak atau mengingatkan pembaca apakah suatu alinea baru
bergerak searah dengan ide pokok sebelumnya.Oleh karena itu,beberapa orang
sering mengatakan bahwa transisi berfungsi sebagai penunjang koherensi dan
kesatuan antar bab,antar subbab,dan antar alinea dalam suatu karangan.
Transisi tidak harus
selalu ada dalam setiap alinea.Kehadiran transisi dalam alinea bergantung pada
pertimbangan pengarang, bila pengarang merasa perlu ada transisi demi kejelasan
informasi,transisi wajar ada. Sebaliknya,bila pengarang bisa mengekspresikan
ide pokoknya dengan jernih tanpa transisi,transisi tidak perlu hadir dalam
alinea tersebut.
Ada dua cara untuk
mewujudkan hubungan di antara dua alinea. Pertama,secara implicit. Kedua,secara
eksplisit. Hubungan implicit tidak dinyatakan oleh penanda transisi tertentu.
Walaupun demikian,hubungan antaralinea masih dapat dirasakan. Hubungan
eksplisit dinyatakan oleh alat penanda transisi tertentu,seperti :
1. kata,termasuk di dalamnya kelompok
kata;
2. kalimat.
Transisi Berupa Kata
Alat penanda transisi
berupa kata dan kelompok kata sangat banyak jenisnya.Secara garis besar,alat penanda
transisi dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
a. Penanda
Hubungan Kelanjutan
Contoh : dan ,
lagi, serta, lagi pula, tambahan lagi
b. Penanda
hubungan Urutan Waktu
Contoh: dahulu,
kini, sekarang, sebelum, setelah, sesudah, kemudian
c. Penanda
Klimaks
Contoh: paling…,
se..nya, ter…
d. Penanda
Perbandingan
Contoh: sama,
seperti, ibarat, bak, bagaikan
e. Penanda
Kontras
Contoh: tetapi,
biarpun, walupun, sebaliknya
f. Penanda
Urutan Jarak
Contoh : di sini,
di situ, di sana, dekat, jauh, sebelah…
g. Penanda
Illustrasi
Contoh : umpama,
misalnya
h. Penanda Sebab
Akibat
Contoh : karena,
sebab, oleh karena itu, akibatnya
i. Penanda
Kondisi Pengandaian
Contoh : jika,
kalau, jikalau, andai kata, seandainya
j. Penanda
Simpulan
Contoh: simpulan,
ringkasnya, garis besarnya, rangkumannya
Transisi Berupa
Kalimat
Transisi jenis kedua
yang berupa kalimat yang lebih terkenal dengan istilah“LEADIN-SENTENCES”(KALIMAT
PENUNTUN). Kalimat ini berfungsi ganda,yaitu sebagi tranisi dan sebagai pengantar
topik utama yang akan diperbincangkan. Kalimat penuntun tidak berfungsi sebagai
pengganti kalimat topik. Letaknya selalu mendahului kalimat topik. Bila dalam
suatu alinea terdapat kalimat penuntun sebagai transisi,kalimat topik terdapat
setelah kalimat penuntun tersebut.
Contoh :
(1)Ringkasnya,tata bahasa meliputi 3 hal,yaitu
fonologi,morfologi,dan sintaksis.(2)Fonologi berhubungan dengan studi tata
bunyi,morfologi mengenai tata kata,dan sintaksis membicarakan tata kalimat.
Keterangan:
Kalimat penutun (1)
Kalimat topik (2)
PARAGRAF PENUTUP
Paragraf penutup biasanya berisi
simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali (untuk eksposisi) mengenai hal-hal
yang dianggap penting.
Contoh alinea penutup yang berupa
kesimpulan :
Media cetak tergolong tertua kehadirannya
di Indonesia dibandingkan dengan jenis media lainya (radio, film, dan tv),
seorang pembaca surat biasanya adalah pendengar radio,dan penonton tv. Dengan
demikian, media cetak mempunyai peranan yang yang khas dalam penyampaian
informasi. Bukan saja untuk menghidupkan tradisi menulis, dan minat baca
masyarakat, tetapi ia metupakan bagian terpenting dalam penciptaan suasana
kemasyarakatan yang dinamis, dan harmonis dari keseluruhan sistem media
komunikasi modern, baik diaderah pedesaan, dan terlebih-lebih lagi di daerah
perkotaan.
Contoh alinea penutup yang berupa
ringkasan :
Beberapa hal yang dapat diringkaskan
dari pengamatan di atas. Pertama, terdapat gejala rendahnya mutu murid SD di
seluruh Indonesia,yaitu murid SD tidak hanya mampu mencapai 50 % standar
pengetahuan yang diharapkan dapat dicapai oleh mereka. Kedua, daerah-daerah
dengan mutu murid SD yang lebih tinggi daripada rata-rata nasional terletak di
Indonesia bagian barat. Ketiga, ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang paling
parah diderita oleh semua murid SD, sedang matematika mrupakan ilmu pengetahuan
yang paling kaut mereka miliki. Keempat, rendahnya mutu murid SD terjadi dalam
jumlah murid yang naik dengan deras.
Contoh alinea penutup yang berupa
penekanan kembali hal-hal yang penting :
Harus diakui bahwa ketegasan di dalam
menghadapi dan memecahkan secara tepat persoalan yang menyangkut Pancasila itu
merupakan faktor penting yang memungkinkan terwujudnya stabilitas dan
pembangunan nasional. Kejadian sejarah yang penuh ujian bagi Pancasila kiranya
akan membawa bangsa ini kedalam tataran yang lebih dalam, dan lebih penting
yaitu pengalaman, dan penghayatan Pancasila secara lebih mantap lagi. Sesudah
stabilitas nasional dapat diwujudkan, dan di dalam dasar itu eksistensi bangsa
dan negara ini mempunyai landasan yang sangat kuat, yaitu Pancasila maksud
dalam sikap dan hati nurani manusia-manusia Indonesia.
Contoh alinea penutup yang berupa saran
:
Demikianlah peta bumi KMD. Jangkauan
KMD sangat luas, meluputi sebagian besar rakya Indonesia. Pemerintah dalam hal
ini hanya sekedar memberi dorongan pada pertumbuhan dan perkambangan pers
nasional, khususnya yang terbit di daerah-daerah. Selanjutnya para penerbit
pers itu sendirilah yang harus bekerja keras: menyusuri pantai,dan sungai-sungai,
memasuki hutan-hutan, ngarai, dan daerah-daerah pegunungan untukmmencapai
masyarakat pedesaan yang menjadi sasaran KMD.
Contoh alinea penutup yang berupa
harapan :
Mudah-mudahan pedoman ini bermanfaat
bagi usaha peningkatan sutau laporan hasil penelitian, dan peningkatan
koefisienan, serta keefektifan pengelolaan penelitian bahasa, dan sastra. Dan
untuk lebih dapat mewujudkan harapan ini, segera kritik, dan saran para pemakai
buku ini akan dimanfaatkan.
PERKEMBANGAN ALINEA
1. Sebab-Akibat
Perkembangan sebuah
aline dapat juga dinyatakan dengan menggunakan sebab-akibat sebagai dasar.
Dalam hal ini sebab dapat bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat
sebagai perincian pengembangannya. Tetapi dapat juga terbalik, yaitu akibat
dijadikan gagasan utama, sedangkan untuk memahami sepenuhnya akibat itu perlu
dikemukakan sejumlah sebab sebagai perinciannya. Persoalan sebab-akibat
sangat dekat hubungannya dengan proses. Bila proses itu dipecah-pecahkan untuk
mencari hubungan antara bagian-bagiannya, maka proses itu dinamakan proses
kausal atau sebab-akibat.
Dalam mengemukakan
hubungan sebab akibat, tersebut, pengarang harus menggarap persoalannya
berdasarkan suatu rangka tertentu, misalnya berdasarkan kepentingan relatifnya,
berdasarkan kesederhanaan atau kekompleksannya, kelangsungan atau
ketidaklangsungan sebab atau akibat itu terhadap pokok utamanya.
Dalam uraian-uraian
yang bersifat logis, misalnya tulisan-tulisan ilmiah, tesis, skripsi, dll.,
sebab dan akibat memegang peranan yang sangat penting. Dalam eksposisi biasa,
sebab dan akibat dikemukakan berdasarkan observasi dan refleksi yang ada.
Seseorang yang menderita penyakit flu akan dihadapkaan dengan serangkaian sebab
yang diduga telah mengakibatkan penyakit flu tersebut.
2. Analogi
Analogi menunjukkan
ketidaksamaan (perbedaan) yang sisitematis antara dua barang atau hal yang
berlainan kelasnya. Lain halnya dengan perbandingan dan pertentangan yang
memberikan sejumlah ketidaksamaan antara dua hal. Bila seseorang mengatakan
“awan dari sebuah atom itu membentuk sebuah cendawan raksasa”, maka
perbandingan antara awan ledakan atom dan cendawa merupakan
sebuah analogi, sebab sebuah hal itu sangat berbeda kelasnya, kecuali kesmaan
bentuknya.
3. Perbandingan dan Pertentangan
Yang dimaksud dengan
perbandingan dan pertentangan adalah suatu suatu cara dimana pengarang
menunjukkan kesamaan atau perbedaan antara dua orang, obyek atau gagasan dengan
bertolak dari segi-segi tertentu. Kita dapat membandingkan misalnya dua tokoh
pendidikan, bagaimana poltik pendidikan yang dijalaninya dengan memperhatikan pula
segi-segi lain untuk menerangkan gagasan sentral itu. Maksud daripada
perbandingan itu adalah untuk sampai kepada suatu penilaian yang relative
kepada kedua tokoh tersebut. Segi-segi perbandingan harus disusun sekian macam
sehingga kita dapat sampai kepada gagasan sentralnya. Misalnya mula-mula kita
membandingkan rasa humor mereka, cara mereka menghadapi lawan-lawannya, cara
mereka menghadapi pendukung-pendukungnya, serta tingkah laku pribadi mereka;
rangkaian perbandingan-perbandingan itu diarahkan kepada gagasan sentral, yaitu
bagaimana rasa humor mereka menjadi senjata politis, serta bagaimana mereka
menghadapi lawan-lawan mereka sekian maca sehingga tidak merugikan
sahabat-sahabat dan sekutu-sekutu mereka.
TEKNIK PENGEMBANGAN
PARAGRAF
Teknik pengembangan
paragraf secara garis besar ada dua macam. Pertama, dengan menggunakan
“ilustrasi”. Apa yang dikatakan kalimat topik itu dilukiskan dan digambarkan
dengan kalimat-kalimat penjelas sehingga di depan pembaca tergambar dengan
nyata apa yang dimaksud oleh penulis. Kedua, dengan “analisis”. Apa yang
dinyatakan kalimat topik dianalisis secara logis sehingga pernyataan tadi
merupakan sesuatu yang meyakinkan.
Di dalam praktik,
kedua teknik diatas dapat di rinci lagi menjadi beberapa cara yang lebih
praktis, di antaranya (a) dengan memberikan contoh, (b) dengan menampilkan
fakta-fakta, (c) dengan memberikan alasan-alasan dan (d) dengan bercerita.
a. Dengan memberikan
Contoh/Fakta
Perhatikan paragraf
berikut:
Kegiatan KUD di
desa-desa yang belum dewasa sering di campuri oleh tengkulak-tengkulak, seperti
di Desa Kioro. Semua kegiatan KUD selalu di pantau oleh tengkulak-tengkulak.
Kadang-kadang bukan memantau lagi namanya, tetapi langsung ikut serta
menentukan harga gabah penduduk yang akan di jual ke koperasi. Tengkulak itulah
yang mengatur pembagian uang yang ditangani oleh ketua koperasi,mengatur
pembelian padi, dan sebagainya. Demikian pula halnya dalam menjual kembali ke
masyarakat. Harga padi selalu ditentukan oleh tengkulak itu. Dari hasil
penjualan ini tengkulak meminta upah yang cukup besar dari ketua koprasi.
Dalam mengunakan cara
ini, penulis hendaknya pandai memilih contoh-contoh yang umum, contoh yang representatif,
yang dapat mewakili keadaan yang sebenarnya, dan bukan contoh yang dicari-cari.
b. Dengan Memberi
Alasan-Alasan
Dalam cara ini, apa
yang dinyatakan oleh kalimat topik dianalisis berdasarkan logika, dibuktikan
denga uraian-uraian yang logis dengan menjelasakan sebab-sebab mengapa demikian
.
Perhatikan paragraf
berikut.
Membiasakan diri
berolahraga setiap pagi banyak manfaatnya bagi seorang pegawai. Olahraga itu
sangat perlu untuk mengimbangi kegiatan duduk berjam-jam dibelakang meja
kantor. Kalau tidak demikian, pegawai iu akan menderita beberapa penyakit
karena tidak ada keseimbangan kerja otak dan kerja fisik. Kalau pegawai itu
menderita sakit, berarti membengkalaikan pekerjaan kantor yang berarti pula
melumpuhkan kegiatan negara.
c. Dengan Bercerita
Biasanya pengarang
mengungkapkan kembali peristiwa-peristiwa yang sedang atau sudah berlalu
apabila ia mengembangkan paragraf dengan cara ini. Dengan paragraf itu,
pengarang berusaha membuat lukisannya itu hidup kembali. Perhatikan paragraf
berikut :
Kota Wonosobo telah
mereka lalui. Kini jalan lebih menanjak dan sempit berliku-liku. Bus
meraung-raung ke dataran tinggi Dieng. Di samping kanan jurang menganga, tetapi
pemandangan di kejauhan adalah hutan pinus menyelimuti punggung bukit
bekas-bekas kawah yang memutih. Pemandangan itu melalaikan goncangan bus yang
tak henti-hentiya berkelak-kelok. Sesekali atap rumah berderet kelihatan di
kejauhan.
SUMBER
M.
Moeliono, Anton. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Santoso
Ananda dan Priyanto S. 1995. Kamus Lenkap Bahasa Indonesia.Surabaya: Kartika.
Oemarjati,
Boen S dan Pattinasarany, Sally. 2005. Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas
10. Jakarta: Widya Utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar