Rabu, 06 November 2013

PARAGRAF ATAU ALINEA



DEFINISI PARAGRAF ATAU ALINEA

Paragraf  adalah bagian wacana yg mengungkapkan satu pikiran yg lengkap atau satu tema yg dl ragam tulis ditandai oleh baris pertama yg menjorok ke dalam atau jarak spasi yg lebih.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan dan biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimu-lai dengan garis baru (Depdiknas, 2002).
Ada berbagai cara para pakar mengama-ti paragraf. D’Angelo (1977:219) mencatat sekurang-kurangnya ada empat cara orang memandang paragraf. Cara pertama, paragraf dipandang sebagian tulisan yang lebih besar. Cara kedua, paragraf dipandang sebagai sekelompok kalimat yang bertalian secara logis, yaitu dibangun unsur-unsur yang menyatu berdasar-kan atas satu topik. Cara ketiga, paragraf diamati sebagai jenis kalimat yang diper-luas. Cara memandang paragraf keempat, adalah paragraf dianggap sebagai ka-rangan kecil.
Menurut definisi Barnett (1974) paragraf adalah seperangkat kalimat berkaitan erat satu sama lainnya. Kalimat-kalimat tersebut disusun menurut aturan tertentu sehingga makna yang dikandungnya dapat dibatasi, dikembangkan dan diperjelas.
Syafi’ie (1988:145) menguraikan pengertian paragraf adalah sebagai ka-rangan utuh dalam bentuk miniatur karena ciri-ciri utama suatu karangan dipunyai oleh suatu paragraf. Suatu karangan mempunyai perihal pokok yang dikemukakan sebagai isi pokok komunikasi. Demikian pula paragraf juga mempunyai pikiran pokok yang merupakan isi pokok paragraf. Suatu karangan dibangun dengan menggunakan sejumlah unsur, yaitu kata, kalimat, dan paragraf. Demikian pula, para-graf dibangun berdasarkan sejumlah unsur yaitu kata dan kalimat. Suatu karangan menyajikan isi secara utuh. Demikian pula paragraf menyajikan isi se-cara utuh. Walaupun paragraf mempunyai ciri-ciri yang sama dengan karangan, namun dalam sebuah karangan paragraf tetap merupakan unsur bagian karangan. Ujud sebuah paragraf adalah berupa rangkaian kalimat-kalimat yang terdiri dari dua kalimat atau lebih. Dapat pula sebuah paragraf hanya terdiri dari satu kalimat saja yang keseluruhan isi kalimat dalam paragraf merupakan satu kesatuan yang dibangun di atas satu ide atau pikiran pokok.
Sedangkan menurut Tarigan (1996) paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun secara logis dan sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran atau mengandung satu ide pokok yang tersirat dalam karangan. Sejalan dengan cara memandang paragraf di atas, berbagai batasan para-graf diberikan oleh para pakar.
Menurut Oshima dan Hogue (1983:1), paragraf adalah satuan dasar tulisan atau karangan yang di dalamnya sekelompok kalimat yang saling berhubungan mengembangkan satu gagasan utama.
Keraf (1997:70), membagi paragraf menjadi paragraf deduksi, paragraf induksi, paragraf campuran. Paragraf deduksi adalah paragraf yang gagasan uta-manya terletak di awal paragraf. Gagasan utama atau pokok persoalan paragraf itu dinyatakan dalam kalimat pertama. Kemudian disusul oleh penjelasan-penjelasan terperinci terhadap gagasan utama. Paragraf deduksi dibedakan menjadi: (1) para-graf perbandingan yaitu yang kalimat topiknya berisi perbandingan dua hal yang bersifat abstrak dan konkret, (2) paragraf pertanyaan yaitu kalimat topiknya dije-laskan dengan kalimat penjelas berupa kalimat tanya dan kalimat berita, (3) para-graf contoh yaitu kalimat topiknya dikembangkan dengan memberikan contoh-contoh sehingga kalimat topik jelas pengertiannya, (4) paragraf perulangan yaitu kalimat topik dikembangkan dengan pengulangan kata atau kelompok kata atau bagian-bagian kalimat yang penting, (5) paragraf definisi yaitu kalimat topik memerlukan penjelasan agar tepat maknanya dipahami oleh pembaca, dan (6) paragraf sebab akibat yaitu kalimat topik dikembangkan dengan memberikan sebab atau akibat dari pernyataan pada kalimat topik.

MANFAAT  ALINEA BAGI PENULIS

Manfaat paragraf dalam suatu tulisan adalah :
1. Memudahkan pengertian san pemahaman dengan memisahkan satu topik atau tema dengan yang lain; karena setiap paragraf hanya boleh mengandung satu unit pikiran.
2. Memisahkan dan menegaskan pengertian secara wajar dan formal, untuk memungkinkan pembaca berhenti lebih lama dari perhentian di akhir kalimat. Dengan perhentian yang lebih lama memungkinkan terjadinya pemusatan pikiran terhadap tema atau topik yang diungkapkan paragraf.

UNSUR ALINEA

Dalam pembuatan suatu paragraf harus memiliki unsur unsur pembangun paragraf agar paragraf atau alinea dapat berfungsi dengan sebagaimana mestinya.

1. Topik atau tema atau gagasan utama atau gagasan pokok atau pokok pikiran, topik merupakan hal terpernting dalam pembuatan suatu alinea atau paragraf agar kepaduan kalimat dalam satu paragraf atau alinea dapat terjalin sehingga bahasan dalam paragraf tersebut tidak keluar dari pokok pikiran yang telah ditentukan sebelumnya.
2. Kalimat utama atau pikiran utama, merupakan dasar dari pengembangan suatu paragraf karena kalimat utama merupakan kalimat yang mengandung pikiran utama. Keberadaan kalimat utama itu bisa di awal paragraf, diakhir paragraf atau pun diawal dan akhir paragraf.
Berdasarkan penempatan inti gagasan atau ide pokoknya alinea dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
·         Deduktif : kalimat utama diletakan di awal alinea
·         Induktif : kalimat utama diletakan di akhir anilea
·         Variatif : kalimat utama diletakan di awal dan diulang pada akhir alinea
·         Deskriptif/naratif : kalimat utama tersebar di dalam seluruh alinea
3. Kalimat penjelas, merupakan kalimat yang berfungsi sebagai penjelas dari gagasan utama. Kalimat penjelas merupakan kalimat yang berisisi gagasan penjelas.
4. Judul (kepala karangan), untuk membuat suatu kepala karangan yang baik, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
·         Provokatif (menarik)
·         Berbentuk frase
·         Relevan (sesuai dengan isi)
·         Logis
·         Spesifik

KALIMAT UTAMA DAN KALIMAT PENJELAS

1.   Kalimat Utama atau Kalimat Pokok adalah kalimat yang digunakan sebagai tempat menuangkan pokok pikiran atau gagasan utama. Pokok pikiran atau gagasan utama sama dengan ide pokok gagasan pokok.
Ciri-ciri kalimat utama:
a.Biasanya diletakkan pada awal paragraph, tetapi bisa juga diletakkan pada bagian akhir paragraf.
b.Suatu kalimat berisikan kalimat utama ditandai oleh kata-kata kunci seperti:
  • Sebagai kesimpulan….
  • Yang penting….
  • Jadi, …..
  • Dengan demikian…
c. Biasanya berisi suatu pernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat penjelas.

2.   Kalimat Penjelas adalah kalimat yang berisi gagasan yang mendukung atau menjadi penjelas kalimat utama. Kalimat-kalimat penjelas tersebut dalam setiap paragraph harus membentuk satu kesatuan gagasan.
Ciri-ciri kalimat penjelas:
a. Berisi penjelasan seperti:
  • Contoh-contoh
  • Rincian
  • Keterangan
  • Dll.
b. Kalimat penjelas biasanya memerlukan kalimat penghubung.
c. Selalu menghubungkan kalimat-kalimat dalam paragraph.

MACAM ALINEA BERDASARKAN LETAK KALIMAT UTAMA

1.   Paragraf Deduktif
Paragraf Deduktif  adalah Paragraf yang diawali dengan hal-hal yang bersifat umum dan diperjelas dengan hal-hal yang bersifat  khusus. Pada paragraf deduktif kalimat utamanya berada di awal paragraf
Contoh :
Pada masa sekarang ini banyak rumah sakit dibangun, baik itu rumah sakit negeri maupun swasta. Semarak berdirinya rumah sakit tersebut diperkirakan karena adanya izin pendirian rumah sakit yang relatif mudah. Rumah sakit negeri di daerah tertinggal mempunyai jumlah yang jauh lebih banyak dibandingkan swasta. Hal tersebut dapat dinalar karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi, misalnya faktor finansial, sosial, asal-muasal adanya dokter, dan masih banyak lagi.

2.   Paragraf Induktif
Paragraf Induktif  adalah paragraf yang dikembangkan mulai dengan hal-hal yang khusus  ke hal-hal yang umum. Paragraf induktif kalimat utamanya berada di akhir paragraf.
Contoh :
Di sebagian besar daerah pedesaan secara menyebar didirikan tempat pendidikan yang berupa sekolah dasar. Meningkat, di kota kecamatan, pemerintah mengusahakan berdirinya sekolah menengah tingkat pertama atau bahkan sebagian berdiri pula sekolah menengah atas. Pada tingkat kabupaten, terutama kabupaten yang sudah maju, bermunculan perguruan tinggi, baik swasta maupun negeri. Selain tempat pendidikan formal yang sudah disebutkan itu, menjamur pula tempat pendidikan nonformal, misalnya: tempat pelatihan komputer, kursus menyablon, kursus memasak, potong rambut, bengkel mobil, pertanian, dan kerajinan. Jadi, anak sekarang seharusnya tidak mengalami kesulitan lagi memilih tempat pendidikan di negeri ini. Anak tinggal menentukan tempat berpendidikan dengan menyesuaikan kesenangan dan kemampuannya.

3.   Paragraf Campuran
Paragraf Campuran adalah Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat pokok kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat pokok. merupakan paragraf yang dikembangkan dengan meletakan kalimat utama pada awal dan akhir paragraf berupa paragraf deduktif - induktif (campuran).
Contoh :
Buku merupakan sarana utama dalam mencari ilmu. Dengan buku orang bisa mengetahui ilmu dari berbagai belahan dunia. Dari buku pula kita bisa mendapat hiburan dan menambah pengalaman. Jelaslah bahwa buku sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia.

4.   Paragraf Deskriptif/Naratif/Menyebar
Paragraf Deskriptif/Naratif/Menyebar  adalah Paragraf yang tidak memiliki kalimat utama. Pikiran utamanya menyebar pada seluruh paragraf atau tersirat pada kalimat-kalimat penjelas.
Contoh  :
Matahari belum tinggi benar. Embun masih tampak berkilauan. Warna bunga menjadi sangat indah diterpa sinar matahari. Tampak kupu-kupu dengan berbagai warna terbang dari bunga yang satu ke bunga yang lain. Angin pun semilir terasa menyejukkan hati.

5.   Paragraf Ineratif
Paragraf ineratif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di tengah-tengah bagian paragraf (di antara awal dan akhir paragraf)
Contoh :
Seminggu menjelang hari raya Idul Fitri, kebutuhan masyarakat semakin meningkat. Mulai dari harga makanan pokok hingga sandang. Masyarakat khawatir jika tidak mempersiapkan kebutuhan hari raya dari sekarang, stok kebutuhan menjelang hari raya semakin sedikit. Seriring meningkatnya kebutuhan orang banyak, rupanya kekhawatiran masyarakat tersebut dimanfaatkan oleh para pedagang untuk meningkatkan harga kebutuhan pokok. Karena perbuatan pedagang yang seperti ini, terpaksa masyarakat harus membeli dengan harga tinggi.

JENIS PARAGRAF MENURUT SIFAT ISINYA

     Isi sebuah paragraf dapat bermacam-macam bergantung pada maksud penulisannya dan tuntutan korteks serta sifat informasi yang akan disampaikan.Penyelarasan sifat isi paragraf dengan isi karangan sebenarnya cukup beralasan karena pekerjaan menyusun paragraf adalah pekerjaan mengarang juga.
Berdasarkan sifat isinya, alinea dapat digolongkan atas lima macam,yaitu:

·         Paragraf Persuasif : adalah isi paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca. Paragraf persuasif banyak dipakai dalam penulisan iklan, terutama majalah dan Koran . Sedangkan paragraf argumentasi, deskripsi, daneksposisi umumnya dipakai dalam karangan ilmiah seperti buku,skripsi makalah dan laporan. Paragraf naratif sering dipakai untuk karangan fiksi seperti cerpen dan novel.
Contoh : “Marilah kita membuang sampah pada tempatnya, agar lingkungan kita bebas dari banjir dan bebas dari penyakit yang disebabkan oleh sampah – sampah yang di buang tidak pada tempatnya. Oleh karena itu, perlu kesadaran pada diri kita masing – masing untuk membuang sampah pada tempatnya.

·         Paragraf argumentasi : adalah isi paragraf membahas satu masalah dengan bukti_bukti alasan yang mendukung.
Contoh : “Menurut Ketua panitia, Derrys Saputra, mujur merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh HMTK untuk memilih ketua dan wakil HMTK yang baru. Bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan kepengurusan MHTK periode 2008 – 2009, maka sebagai penggantinya dilakukan mujur untuk memilih ketua dan wakil HMTK yang baru untuk masa kepengurusan 2009 – 20010.”

·         Paragraf naratif : adalah isi paragraf menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk data atau cerita.
Contoh : “ Pada game pertama, Kido yang bermain dengan lutut kiri dibebat mendapat perlawanan ketat Chai/Liu hingga skor imbang 16 – 16. pada posisi ini, Kido/Hendra yang lebih berpengalaman dalam berbagai kejuaraan memperlihatkan keunggulan mereka.”

·         Paragraf deskritif : adalah paragraf yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa.
Contoh : “Kini hadir mesin cuci dengan desain bunga chrysant yang terdiri dari beberapa pilihan warna, yaitu pink elegan dan dark red untuk ukuran tabung 15 kg. Disamping itu, mesin cuci dengan bukaan atas ini juga sudah dilengkapi dengan LED display dan tombol-tombol yang dapat memudahkan penggunaan. Adanya fitur I-sensor juga akan memudahkan proses mencuci”.

·         Paragraf eksposisi : adalah paragraf yang memaparkan sesuatu fakta atau kenyataan kejadian tertentu.
Contoh :“Rachmat Djoko Pradopo lahir 3 November 1939 di Klaten, Jawa Tengah. Tamat SD dan SMP (1955) di Klaten, SMA II (1958) di Yogyakarta. Masuk Jurusan Sastra Indonesia Universitas Gadkah Mada, tamat Sarjana Sastra tahun 1965. pada tahun 1978 Rachmat mengikuti penataran sastra yang diselenggarakan oleh Pusat Bahasa Jakarta bersama ILDEP dan terpilih untuk melanjutkan studi di Pascasarjana Rijkuniversiteit Leiden, Nederland, tahun 1980 – 1981, di bawah bimbingan Prof. Dr. A. Teeuw”.

JENIS PARAGRAF MENURUT FUNGSINYA DALAM KARANGAN

Menurut fungsinya, paragraf dapat dibedakan menjadi 3 , yaitu:

·         Paragraf Pembuka
Bertujuan mengutarakan suat aspek pokok pembicaraan dalam karangan. Sebagai bagian awal sebuah karangan, paragraf pembuka harus di fungsikan untuk:
1. menghantar pokok pembicaraan
2. menarik minat pembaca
3. menyiapkan atau menata pikiran untuk mengetahui isi seluruh karangan.
Setelah memiliki ke tiga fungsi tersebut di atas dapat dikatakan paragraf pembuka memegang peranan yang sangat penting dalam sebuah karangan. Paragraf pembuka harus disajikan dalam bentuk yang menarik untuk pembaca. Untuk itu bentuk berikut ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan menulis paragraf pembuka,yaitu:
1. kutipan, peribahasa, anekdot
2. pentingnya pokok pembicaraan
3. pendapat atau pernyataan seseorang
4. uraian tentang pengalaman pribadi
5. uraian mengenai maksud dan tujuan penulisan
6. sebuah pertanyaan.

·         Paragraf Pengembang
Bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang sebelumnya telah dirumuskan dalam alinea pembuka. Paragraf ini didalam karangan dapat difungsikan untuk:
1.mengemukakan inti persoalan
2. memberikan ilustrasi
3. menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya
4. meringkas paragraf sebelumnya
5. mempersiapkan dasar bagi simpulan.

·         Paragraf Penutup
Paragraf ini berisi simpulan bagian karangan atau simpulan seluruh karangan. Paragraf ini sering merupakan pernyataan kembali maksud penulis agar lebih jelas. Mengingat paragraf penutup dimaksudkan untuk mengakhiri karangan. Penyajian harus memperhatikan hal sebagai berikut :
1. sebagai bagian penutup,paragraf ini tidak boleh terlslu psnjsng
2. isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai cerminan inti seluruh uraian
3. sebagai bagian yang paling akhir dibaca, disarankan paragraf ini dpat menimbulkan kesan yang medalam bagi pembacanya

KALIMAT PENGEMBANG

Sebagian besar,kalimat-kalimat yang terdapat dalam suatu alinea termasuk kalimat pengembang. Susunan kalimat pengembang tidak sembarangan. Urutan kalimat pengembang sebagai perluasan pemaparan ide pokok yang bersifat abstrak menuruti hakikat ide pokok. Pengembangan kalimat topik yang bersifat kronologis, biasanya menyangkut hubungan antara benda atau kejadian dan waktu. Urutannya masa lalu,kini,dan yang akan datang.

Bila pengembangan kalimat topik berhubugan dengan jarak (special),hal ini biasanya menyangkut hubungan antara benda, peristiwa atau hal, dan ukuran jarak. Urutannya dimulai dari jarak yang paling dekat, lebih jauh, dan paling jauh. Bila pengembangan kalimat topik berhubungan dengan sebab akibat, kemungkinan urutannya sebab dinyatakan lebih dahulu, lalu diikuti akibatya. Atau sebaliknya, akibatnya dinyatakan pertama-tama baru dipaparkan sebabnya. Penyusunan urutan kalimat pengembang yang berdasarkan urutan nomornya dimulai dari kejadian pertama,kedua,ketiga,dan seterusnya.

Contoh :
Pada pagi hari,suasana lingkungan rumah andi begitu indah.Di sekitar rumah,berjejer pohon-pohon yang menambh keteduhan.sementara itu,kicau burung menambah semraknya pagi itu.Di kejauhan,terlihat gunung tangkuban perahu yang penuh misteri.Sungguh,pagi yang indah dan hangat.

KALIMAT TRANSISI

Transisi adalah mata rantai penghubung antar alinea.Transisi berfungsi sebagai penghubung jalan pikiran dua alinea yang berdekatan.Kata-kata tradisional merupakan petunjuk bagi pembaca kearah mana ia sedang bergerak atau mengingatkan pembaca apakah suatu alinea baru bergerak searah dengan ide pokok sebelumnya.Oleh karena itu,beberapa orang sering mengatakan bahwa transisi berfungsi sebagai penunjang koherensi dan kesatuan antar bab,antar subbab,dan antar alinea dalam suatu karangan.
Transisi tidak harus selalu ada dalam setiap alinea.Kehadiran transisi dalam alinea bergantung pada pertimbangan pengarang, bila pengarang merasa perlu ada transisi demi kejelasan informasi,transisi wajar ada. Sebaliknya,bila pengarang bisa mengekspresikan ide pokoknya dengan jernih tanpa transisi,transisi tidak perlu hadir dalam alinea tersebut.
Ada dua cara untuk mewujudkan hubungan di antara dua alinea. Pertama,secara implicit. Kedua,secara eksplisit. Hubungan implicit tidak dinyatakan oleh penanda transisi tertentu. Walaupun demikian,hubungan antaralinea masih dapat dirasakan. Hubungan eksplisit dinyatakan oleh alat penanda transisi tertentu,seperti :
1. kata,termasuk di dalamnya kelompok kata;
2. kalimat.

Transisi Berupa Kata
Alat penanda transisi berupa kata dan kelompok kata sangat banyak jenisnya.Secara garis besar,alat penanda transisi dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
a.   Penanda Hubungan Kelanjutan
Contoh : dan , lagi, serta, lagi pula, tambahan lagi
b.   Penanda hubungan Urutan Waktu
Contoh: dahulu, kini, sekarang, sebelum, setelah, sesudah, kemudian
c.   Penanda Klimaks
Contoh: paling…, se..nya, ter…
d.   Penanda Perbandingan
Contoh: sama, seperti, ibarat, bak, bagaikan
e.   Penanda Kontras
Contoh: tetapi, biarpun, walupun, sebaliknya
f.    Penanda Urutan Jarak
Contoh : di sini, di situ, di sana, dekat, jauh, sebelah…
g.   Penanda Illustrasi
Contoh : umpama, misalnya
h.   Penanda Sebab Akibat
Contoh : karena, sebab, oleh karena itu, akibatnya
i.    Penanda Kondisi Pengandaian
Contoh : jika, kalau, jikalau, andai kata, seandainya
j.    Penanda Simpulan
Contoh: simpulan, ringkasnya, garis besarnya, rangkumannya

Transisi Berupa Kalimat
Transisi jenis kedua yang berupa kalimat yang lebih terkenal dengan istilah“LEADIN-SENTENCES”(KALIMAT PENUNTUN). Kalimat ini berfungsi ganda,yaitu sebagi tranisi dan sebagai pengantar topik utama yang akan diperbincangkan. Kalimat penuntun tidak berfungsi sebagai pengganti kalimat topik. Letaknya selalu mendahului kalimat topik. Bila dalam suatu alinea terdapat kalimat penuntun sebagai transisi,kalimat topik terdapat setelah kalimat penuntun tersebut.
Contoh :
(1)Ringkasnya,tata bahasa meliputi 3 hal,yaitu fonologi,morfologi,dan sintaksis.(2)Fonologi berhubungan dengan studi tata bunyi,morfologi mengenai tata kata,dan sintaksis membicarakan tata kalimat.
Keterangan:
Kalimat penutun (1)
Kalimat topik (2)

PARAGRAF PENUTUP

Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali (untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting.
Contoh alinea penutup yang berupa kesimpulan :
Media cetak tergolong tertua kehadirannya di Indonesia dibandingkan dengan jenis media lainya (radio, film, dan tv), seorang pembaca surat biasanya adalah pendengar radio,dan penonton tv. Dengan demikian, media cetak mempunyai peranan yang yang khas dalam penyampaian informasi. Bukan saja untuk menghidupkan tradisi menulis, dan minat baca masyarakat, tetapi ia metupakan bagian terpenting dalam penciptaan suasana kemasyarakatan yang dinamis, dan harmonis dari keseluruhan sistem media komunikasi modern, baik diaderah pedesaan, dan terlebih-lebih lagi di daerah perkotaan.
Contoh alinea penutup yang berupa ringkasan :
Beberapa hal yang dapat diringkaskan dari pengamatan di atas. Pertama, terdapat gejala rendahnya mutu murid SD di seluruh Indonesia,yaitu murid SD tidak hanya mampu mencapai 50 % standar pengetahuan yang diharapkan dapat dicapai oleh mereka. Kedua, daerah-daerah dengan mutu murid SD yang lebih tinggi daripada rata-rata nasional terletak di Indonesia bagian barat. Ketiga, ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang paling parah diderita oleh semua murid SD, sedang matematika mrupakan ilmu pengetahuan yang paling kaut mereka miliki. Keempat, rendahnya mutu murid SD terjadi dalam jumlah murid yang naik dengan deras.
Contoh alinea penutup yang berupa penekanan kembali hal-hal yang penting :
Harus diakui bahwa ketegasan di dalam menghadapi dan memecahkan secara tepat persoalan yang menyangkut Pancasila itu merupakan faktor penting yang memungkinkan terwujudnya stabilitas dan pembangunan nasional. Kejadian sejarah yang penuh ujian bagi Pancasila kiranya akan membawa bangsa ini kedalam tataran yang lebih dalam, dan lebih penting yaitu pengalaman, dan penghayatan Pancasila secara lebih mantap lagi. Sesudah stabilitas nasional dapat diwujudkan, dan di dalam dasar itu eksistensi bangsa dan negara ini mempunyai landasan yang sangat kuat, yaitu Pancasila maksud dalam sikap dan hati nurani manusia-manusia Indonesia.
Contoh alinea penutup yang berupa saran :
Demikianlah peta bumi KMD. Jangkauan KMD sangat luas, meluputi sebagian besar rakya Indonesia. Pemerintah dalam hal ini hanya sekedar memberi dorongan pada pertumbuhan dan perkambangan pers nasional, khususnya yang terbit di daerah-daerah. Selanjutnya para penerbit pers itu sendirilah yang harus bekerja keras: menyusuri pantai,dan sungai-sungai, memasuki hutan-hutan, ngarai, dan daerah-daerah pegunungan untukmmencapai masyarakat pedesaan yang menjadi sasaran KMD.
Contoh alinea penutup yang berupa harapan :
Mudah-mudahan pedoman ini bermanfaat bagi usaha peningkatan sutau laporan hasil penelitian, dan peningkatan koefisienan, serta keefektifan pengelolaan penelitian bahasa, dan sastra. Dan untuk lebih dapat mewujudkan harapan ini, segera kritik, dan saran para pemakai buku ini akan dimanfaatkan.

PERKEMBANGAN ALINEA

1. Sebab-Akibat
Perkembangan sebuah aline dapat juga dinyatakan dengan menggunakan sebab-akibat sebagai dasar. Dalam hal ini sebab dapat bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya. Tetapi dapat juga terbalik, yaitu akibat dijadikan gagasan utama, sedangkan untuk memahami sepenuhnya akibat itu perlu dikemukakan sejumlah sebab sebagai perinciannya. Persoalan sebab-akibat sangat dekat hubungannya dengan proses. Bila proses itu dipecah-pecahkan untuk mencari hubungan antara bagian-bagiannya, maka proses itu dinamakan proses kausal atau sebab-akibat.
Dalam mengemukakan hubungan sebab akibat, tersebut, pengarang harus menggarap persoalannya berdasarkan suatu rangka tertentu, misalnya berdasarkan kepentingan relatifnya, berdasarkan kesederhanaan atau kekompleksannya, kelangsungan atau ketidaklangsungan sebab atau akibat itu terhadap pokok utamanya.
Dalam uraian-uraian yang bersifat logis, misalnya tulisan-tulisan ilmiah, tesis, skripsi, dll., sebab dan akibat memegang peranan yang sangat penting. Dalam eksposisi biasa, sebab dan akibat dikemukakan berdasarkan observasi dan refleksi yang ada. Seseorang yang menderita penyakit flu akan dihadapkaan dengan serangkaian sebab yang diduga telah mengakibatkan penyakit flu tersebut.
2. Analogi
Analogi menunjukkan ketidaksamaan (perbedaan) yang sisitematis antara dua barang atau hal yang berlainan kelasnya. Lain halnya dengan perbandingan dan pertentangan yang memberikan sejumlah ketidaksamaan antara dua hal. Bila seseorang mengatakan “awan dari sebuah atom itu membentuk sebuah cendawan raksasa”, maka perbandingan antara awan ledakan atom dan cendawa merupakan sebuah analogi, sebab sebuah hal itu sangat berbeda kelasnya, kecuali kesmaan bentuknya.
3. Perbandingan dan Pertentangan
Yang dimaksud dengan perbandingan dan pertentangan adalah suatu suatu cara dimana pengarang menunjukkan kesamaan atau perbedaan antara dua orang, obyek atau gagasan dengan bertolak dari segi-segi tertentu. Kita dapat membandingkan misalnya dua tokoh pendidikan, bagaimana poltik pendidikan yang dijalaninya dengan memperhatikan pula segi-segi lain untuk menerangkan gagasan sentral itu. Maksud daripada perbandingan itu adalah untuk sampai kepada suatu penilaian yang relative kepada kedua tokoh tersebut. Segi-segi perbandingan harus disusun sekian macam sehingga kita dapat sampai kepada gagasan sentralnya. Misalnya mula-mula kita membandingkan rasa humor mereka, cara mereka menghadapi lawan-lawannya, cara mereka menghadapi pendukung-pendukungnya, serta tingkah laku pribadi mereka; rangkaian perbandingan-perbandingan itu diarahkan kepada gagasan sentral, yaitu bagaimana rasa humor mereka menjadi senjata politis, serta bagaimana mereka menghadapi lawan-lawan mereka sekian maca sehingga tidak merugikan sahabat-sahabat dan sekutu-sekutu mereka.

TEKNIK PENGEMBANGAN PARAGRAF

Teknik pengembangan paragraf secara garis besar ada dua macam. Pertama, dengan menggunakan “ilustrasi”. Apa yang dikatakan kalimat topik itu dilukiskan dan digambarkan dengan kalimat-kalimat penjelas sehingga di depan pembaca tergambar dengan nyata apa yang dimaksud oleh penulis. Kedua, dengan “analisis”. Apa yang dinyatakan kalimat topik dianalisis secara logis sehingga pernyataan tadi merupakan sesuatu yang meyakinkan.

Di dalam praktik, kedua teknik diatas dapat di rinci lagi menjadi beberapa cara yang lebih praktis, di antaranya (a) dengan memberikan contoh, (b) dengan menampilkan fakta-fakta, (c) dengan memberikan alasan-alasan dan (d) dengan bercerita.

a. Dengan memberikan Contoh/Fakta
Perhatikan paragraf berikut:
Kegiatan KUD di desa-desa yang belum dewasa sering di campuri oleh tengkulak-tengkulak, seperti di Desa Kioro. Semua kegiatan KUD selalu di pantau oleh tengkulak-tengkulak. Kadang-kadang bukan memantau lagi namanya, tetapi langsung ikut serta menentukan harga gabah penduduk yang akan di jual ke koperasi. Tengkulak itulah yang mengatur pembagian uang yang ditangani oleh ketua koperasi,mengatur pembelian padi, dan sebagainya. Demikian pula halnya dalam menjual kembali ke masyarakat. Harga padi selalu ditentukan oleh tengkulak itu. Dari hasil penjualan ini tengkulak meminta upah yang cukup besar dari ketua koprasi.
Dalam mengunakan cara ini, penulis hendaknya pandai memilih contoh-contoh yang umum, contoh yang representatif, yang dapat mewakili keadaan yang sebenarnya, dan bukan contoh yang dicari-cari.

b. Dengan Memberi Alasan-Alasan
Dalam cara ini, apa yang dinyatakan oleh kalimat topik dianalisis berdasarkan logika, dibuktikan denga uraian-uraian yang logis dengan menjelasakan sebab-sebab mengapa demikian .
Perhatikan paragraf berikut.
Membiasakan diri berolahraga setiap pagi banyak manfaatnya bagi seorang pegawai. Olahraga itu sangat perlu untuk mengimbangi kegiatan duduk berjam-jam dibelakang meja kantor. Kalau tidak demikian, pegawai iu akan menderita beberapa penyakit karena tidak ada keseimbangan kerja otak dan kerja fisik. Kalau pegawai itu menderita sakit, berarti membengkalaikan pekerjaan kantor yang berarti pula melumpuhkan kegiatan negara.

c. Dengan Bercerita
Biasanya pengarang mengungkapkan kembali peristiwa-peristiwa yang sedang atau sudah berlalu apabila ia mengembangkan paragraf dengan cara ini. Dengan paragraf itu, pengarang berusaha membuat lukisannya itu hidup kembali. Perhatikan paragraf berikut :
Kota Wonosobo telah mereka lalui. Kini jalan lebih menanjak dan sempit berliku-liku. Bus meraung-raung ke dataran tinggi Dieng. Di samping kanan jurang menganga, tetapi pemandangan di kejauhan adalah hutan pinus menyelimuti punggung bukit bekas-bekas kawah yang memutih. Pemandangan itu melalaikan goncangan bus yang tak henti-hentiya berkelak-kelok. Sesekali atap rumah berderet kelihatan di kejauhan.

SUMBER
M. Moeliono, Anton. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Santoso Ananda dan Priyanto S. 1995. Kamus Lenkap Bahasa Indonesia.Surabaya: Kartika.
Oemarjati, Boen S dan Pattinasarany, Sally. 2005. Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas 10. Jakarta: Widya Utama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar