Contoh Kasus Telematika 1 :
E-paper adalah salah satu fasilitas
yang dikembangkan oleh bagian perpustakaan Universitas Gunadarma. E-paper ini
dibuat untuk membantu para mahasiswa yang akan atau sedang melakukan Penulisan
Ilmiah, Skripsi, ataupun penulisan Jurnal. Jadi, melalui e-paper ini mahasiswa
Gunadarma dapat melihat contoh-contoh PI, Skripsi, atau jurnal yang dimiliki
oleh perpustakaan Gunadarma. Dalam e-paper tersebut kita dapat melihat PI dan
Skripsi mulai dari cover sampai listing programnya.
E-paper ini sangat membantu saya dan
teman-teman yang semester 6 kemarin harus membuat Penulisan Ilmiah. Karena
dengan adanya e-paper ini kita tidak bingung lagi untuk menentukan bagaimana
format penulisannya, kalimat-kalimat yang digunakan, tahapan penulisan dalam
setiap babnya, dan lain-lain. Walaupun kita dibimbing oleh Dosen Pembimbing
dalam penulisannya, e-paper tetap sangat membantu, setidaknya kita jadi tidak
perlu melakukan banyak revisi karena kita sudah melihat contoh-contoh yang ada
di e-paper, dimana contoh-contoh tersebut sudah "sah" atau benar.
Dengan adanya e-paper ini sangat membantu mahasiswa gunadarma dalam kegiatan
akedimiknya, khususnya penulisan atau tugas akhir.
Pemanfaatan telematika dalam hal ini
berdampak sangat positif, saya dan teman-teman bahkan mungkin seluruh mahasiswa
gunadarma yang sudah mengetahui e-paper, pasti sudah mendapatkan manfaat
positifnya. Namun, mungkin belum seluruh mahasiswa mengetahui fasilitas ini,
khususnya mahasiswa baru. Oleh karena itu, perlu "promosi" lain agar
seluruh mahasiswa dapat mengetahuinya, sehingga ketika mereka membutuhkan
contoh-contoh PI, Skripsi, atau jurnal, mereka tidak lagi kesulitan.
Pemanfaatan telematika seperti
e-paper ini perlu disebarluaskan dan dikembangkan lagi, tidak terbatas hanya
pada instansi atau bidang tertentu saja, apalagi manfaatnya berdampak positif.
Tanggapan dan Ulasan Contoh Kasus 1
:
Kasus 1 memang berdampak positif dan
membantu para mahasiswa namun banyak mahasiswa yang melakukan copy-paste tanpa
mencantumkan sumber dan meminta izin apalagi kasus copy-paste yang dilakukan
mahasiswa sendiri lakukan kembali di share ke dalam e-paper dalam instansi yang
sama, maupun instansi yang berbeda. Setidaknya e-paper memang dapat dijadikan
sebagai acuan dalam menulis sesuatu namun ada baiknya memperhatikan etika-etika
yang ada di dalamnya.
Contoh Kasus Telematika 2 :
Bank BCA jadi sasaran carding.
Dunia perbankan melalui Internet
(ebanking) Indonesia, dikejutkan oleh ulah seseorang bernama Steven Haryanto,
seorang hacker dan jurnalis pada majalah Master Web. Lelaki asal Bandung ini
dengan sengaja membuat situs asli tapi palsu layanan Internet banking Bank
Central Asia, (BCA). Steven membeli domain-domain dengan nama mirip
www.klikbca.com (situs asli Internet banking BCA), yaitu domain
wwwklik-bca.com, kilkbca.com, clikbca.com, klickca.com. dan klikbac.com. Isi
situs-situs plesetan inipun nyaris sama, kecuali tidak adanya security untuk
bertransaksi dan adanya formulir akses (login form) palsu. Jika nasabah BCA
salah mengetik situs BCA asli maka nasabah tersebut masuk perangkap situs
plesetan yang dibuat oleh Steven sehingga identitas pengguna (user id) dan
nomor identitas personal (PIN) dapat di ketahuinya. Diperkirakan, 130 nasabah
BCA tercuri datanya. Menurut pengakuan Steven pada situs bagi para webmaster di
Indonesia, www.webmaster.or.id, tujuan membuat situs plesetan adalah agar
publik menjadi lebih berhati – hati dan tidak ceroboh saat melakukan pengetikan
alamat situs (typo site), bukan untuk mengeruk keuntungan.
Menurut perusahaan Security Clear
Commerce di Texas USA, saat ini Indonesia menduduki peringkat ke 2 setelah
Ukraina dalam hal kejahatan Carding dengan memanfaatkan teknologi informasi
(Internet) yaitu menggunakan nomor kartu kredit orang lain untuk melakukan
pemesanan barang secara online. Komunikasi awalnya dibangun melalui e-mail
untuk menanyakan kondisi barang dan melakukan transaksi. Setelah terjadi
kesepakatan, pelaku memberikan nomor kartu kreditnya dan penjual mengirimkan
barangnya, cara ini relatif aman bagi pelaku karena penjual biasanya
membutuhkan 3 –5 hari untuk melakukan kliring atau pencairan dana sehingga pada
saat penjual mengetahui bahwa nomor kartu kredit tersebut bukan milik pelaku
barang sudah terlanjur terkirim.
Tanggapan dan Ulasan kasus 2 :
Pada kasus ini jika hacker
hanya ingin pengguna lebih berhati-hati dalam menggetikan sebuah alamat situs,
sebaiknya setelah pengguna melakukan kesalahan dalam pengetikan sebuah alamat
situs, situs yang salah dapat mengeluarkan peringatan dan menunjukkan pengguna
kepada alamat situs yang sebenarnya tanpa adanya keinginan mencuri data untuk
keperluan pribadi.
Contoh Kasus Telematika 3 :
PAREPARE - Misteri saldo Rp 13
triliun di tabungan milik H. Alimin, petani asal Jalan Gunung Tolong, Kec.
Bacukiki Barat, Parepare, akhirnya terungkap. Koordinator Humas Bank Indonesia
(BI) Makassar, Widodo Cahyono, Jumat, 5 Februari, menuturkan kejadian itu
kesalahan petugas mengentri data ke komputer. Pemeriksaan peneliti BI menemukan
petugas Mandiri saat itu kebablasan mengetik angka nol yang sepatutnya hanya Rp
1.300.000 menjadi Rp 13.000.000.000.000.
"Tak benar jika dikatakan dana sebesar itu adalah transferan
teroris atau dana talangan seperti bank Century," tutur Widodo menepis
spekulasi yang berkembang di tengah masyarakat. Pengamat Ekonomi dari Unhas,
Marsuki DEA menambahkan, kejadian ini sepatutnya menjadi perhatian bagi
perbankan membenahi teknologi keuangannya. "Kalau memang benar itu salah
input, masak sampai 12 nolnya," tutur dia, setengah tertawa. Sementara
itu, Kapolwil Parepare Kombes Pol Ruslan Nicholas, mengaku sudah mendengar
informasi saldo petani yang melonjak hingga triliun. "Kami sudah mendengar
kabar itu tapi sepertinya hanya kesalahan cetak saja," kata dia. Terpisah,
Pengawas Madya Kantor Bank Indonesia Makassar, Abdul Malik menyampaikan,
pihaknya sudah menerima laporan terkait pembengkakan saldo pada rekening salah
seorang nasabah Bank Mandiri di Parepare. Kasus tersebut sudah diselesaikan
pihak Bank Mandiri dengan nasabah bersangkutan. Lebih lanjut kata Malik, kasus
tersebut sebenarnya sudah lama terjadi, sekitar 2008 lalu. "Itu juga sudah
disidik pihak kepolisian. Kemungkinan baru terungkap sekarang karena maraknya
kasus pembobolan ATM," ungkap Malik. (azh-asw)
Tanggapan dan Ulasan Contoh Kasus 3
:
Adanya pembengkakan isi saldo
pada petani yang mencapai triliyunan rupiah mengakibatkan adanya kecurigaan
dari bagian penyidik yang mengawasi laju perekonomian di suatu daerah, perlu
adanya konfirmasi dari pihak bank dan sumber yang berkaitan mengenai kebenaran
dari keberadaan uang tersebut, dalam hal ini mungkin kesalahan yang dilakukan
oleh kasir dalam menginput data masuk ke dalam kategori human error. Tidak ada
manusia yang tidak melakukan kesalahan termasuk dalam menginput data, pihak
bank harus terus mengawasi agar tidak terjadi kesalahan yang sama.
SUMBER :
http://baktisugiono.blogspot.com/2014/01/contoh-studi-kasus-telematika-di-dalam.html
http://tseptinia.blogspot.com/2014/01/tugas-3-contoh-kasus-telematika-kasus.html
http://nevindaelwa.blogspot.com/2014/12/kasus-telematika.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar